Setelah jadwal mengajar selesai, saya iseng membaca chat whatsapp yang dulu-dulu. Kebiasaan saya memang untuk tidak menghapus chat whatsapp, bahkan kadang saya back up. Simple, karena bagi saya membaca chat yang sudah lama, bisa membuat saya senyum-senyum. Konyol sih, tapi memang begitu. Tingkat humor saya memang receh.
Kali ini yang saya baca adalah grup kelas saat saya PPG. Ada hal yang menarik dalam chat, ketika saya meminta bantuan karena terkunci di kamar. Deg, saya langsung tertawa.
Saya mengingat-ingat. Apa yang membuat saya terkunci. Tapi saya lupa. Yang saya ingat, saya terbangun dari jam 3, mau ke kamar mandi tapi pintu tak bisa di buka. Sampai Sari dan Ulfa (trman sekamar) bangun, kami pun tak bisa membukanya.
Saya kembali tertawa, mengingat hal itu. Silly. Bisa-bisanya terkunci, sampai akhirnya pintu di jebol. Dan kalau tidak salah, beberapa hari kemudian, saya pun terkunci lagi. Kalau itu memang pure, kesalahan saya yang menutup pintu terlalu keras.
Saya memang ceroboh. Kalau diingat-ingat, kecerobohan saya saat PPG banyak sekali. Dimulai dari kaki yang terkena setrika, usb Ulfa yang meleleh akibat saya setrika, tupperware yang gosong karena kelamaan di magic com, jatoh di tempat jemuran karena lupa pake rok span. Ah, banyak sekali.
Bulan ini bulan maret, pas sekali ketika 2 tahun lalu. Di bulan Maret saya dan teman-teman mulai PPG. Kemudian PPG telah usai. Ternyata, bukan hanya foto yang menyimpan memori. Tapi kumpulan obrolan, juga dapat merekam memori.