Untuk Kalian, yang saya sebut, SAHABAT

Terima Kasih telah menjadi sahabat terbaik saya 

Terimakasih telah menjadi supeorter setia saya

Terimakasih telah menjadi pelipur luka saya, obat ketka hati ini mulai perih, ketika peluh mulai menyesakkan, ketika semua mulai terasa buram

Terimakasih kalian telah percaya akan mimpi gila saya, mimpi yang bahkan saya pun ragu untuk meyakininya, tapi kalian meyakinkan saya,selalu

Terimakasih telah menjadi pendengar cerita membosankan saya, yang kadang alurnya dapat kalian ketahui, yang bahkan kalian pun telah lelah mendengarnya, tapi kalian selalu berusaha memahaminya

Terimakash untuk semua yang kalian berikan untuk saya, waktu, tenaga, pikiran bahkan materi, yang saya sekalipun sulit berkorban untuk kalian

Terimakasih kalian telah menjadi bagian hidup saya, menapaki usia demi usia hingga ke dua puluh satu yang terjal, yang kadang sulit untuk menatapnya, tapi kalian selalu ada, selalu disamping saya, bagaimana pun keadaan saya

Sekarang, kita terpisah jarak dan waktu, tapi percayalah kalian akan selalu ada disini, di hat saya, dan percayalah tak akan ada yang merubah porsinya

Terus kejar mimpi-mimpi kita sampai nanti pada saatnya Tuhan mempertemukan kita menjadi bagian dari waktu

Terus berdoa, untuk hidup kalian, hidupku dan yang lainnya

Semoga kita terus menjadi sahabat, sampai waktu memisahkan kita. Terimakasih

Rizky Purnama dalam detik menuju 21 tahun

Semua tentang RASA

Semua orang memiliki pencapaian berbeda dalam hidupnya, dan pencapaian tersebut memiliki rasa yang berbeda pula. Rasa sedih, senang, bahagia yang kadarnya pun berbeda. Semuanya sangat berbeda, dan relatif. Rasa-rasa tersebut didefinisikan berbeda oleh tiap manusia, sesuai dengan pencapaiannya. Semuanya bergantung pada apa, siapa, bagaimana manusia tersebut. Semuanya berbeda, tidak ada yang sama, bahkan kembar identik pun tak memiliki rasa yang sama. Tuhan Maha Adil, karena Ia tak memberikan rasa yang sama pada tiap makhluknya, karena apabila Ia memberikan rasa yang sama, niscaya hanya orang-orang tertentu yang merasa bahagia.

keep writing ky!

Entahlah, tiba-tiba setelah baca blog tetangga sebelah mulai semangat lagi untuk menulis. Memang, aku sudah lama tak menulis, aku terlalu terlena dengan kesibukanku yang lain, bahkan saat Ramadhan pun aku tak menulis, barang sebait pun, hanya facebook dan twitter yang mungkin ku tulis, dan itu pun hanya sampah yang terlintas di fikiranku dan kutulis kurang dari 160 karakter. Entahlah, rasanya bingung mau menulis apa. Padahal, salah satu cita-citaku adalah ingin menjadi penulis. Terdengar aneh? memang. Aku tak pernah bergelut di dunia sastra atau penulisan, bahkan karanganku saat SMA tidak ada yang bagus, atau bahkan bisa dibilang nggak nyambung, tapi aku meyakini bahwa menulis adalah suatu hal yang dapat kupelajari. Mau fiksi, non fiksi, esay atau cerpen, semuanya dapat dipelajari. Aku hanya ingin hidupku dapat bermanfaat, dengan sebuah tulisan. Karena seseorang akan dikenang melalui tulisannya. Mungkin, aku memang belum sepenuhnya mencintai dunia ini. Bagiku menulis itu disaat memang aku harus dituntut untuk menulis, aku belum bisa membuatnya sebagai kebutuhanku. Jadi ingat, saat SMA ketika disuruh mengarang aku selalu bilang "Aku tak pandai mengarang, karena aku tak suka bohong", hmm alibi sekali. Aku juga tak terlalu suka dengan pelajaran bahasa, apapun. Indonesia, Inggris bahkan Jepang. Bingung, belajar bahasa itu belajar apa? Mungkin itu yang membuat bahasa Inggrisku payah, sampai sekarang. Tapi beranjak dewasa, hingga saat ini, ketika aku mulai menapaki usia 21, aku ingin menjadi seorang penulis, seperti Asma Nadia, Tere Liye, atau bahkan Salim A Fillah, yang tulisannya bermanfaat bagi orang lain, yang kata-katanya bagai candu penyemangat diri, atau bahkan bagai cambuk diri. Aku ingin seperti itu, ingin bukuku dipajang di etalase toko buku, ataupun mendengar orang-orang membicarakan tentang bukuku. Ah, menyenangkan sekali. Banyak sekali yang terlintas di fikiranku, yang niatnya memang akan aku tuliskan, tapi ketika bertemu dengan layar komputer usang ini, semuanya hilang, buyar, berserakan. Sehingga aku pun tak tahu lagi haruis menulis apa, ya, ideku terkadang ingin cepat ditulis, lama sedikit, hilang pergi. Haha, lebay yah? Yaaah, mudah-mudahan aku nggak males lagi buat nulis-nulis, ya walopun cuma sampah-sampah konyol hihi. Mudah-mudahan juga mimpiku yang satu ini bisa terwujud aamiin. love Rizky Purnama

Untold Story #3 (this is about reality)

Tadi di sekolah, biasa banyak anak baru yang masih kecil-kecil. Di kelas pun masih ditemenin sama mamanya, dan biasa juga mamanya suka moto-moto kegiatan anaknya di kelas. Biasanya yang kaya gitu tuh ibu-ibu muda yang baru punya anak satu. Nganterin anaknya, sambil fotoin kegiatan anaknya, progressnya bgimana, rasnya mereka tuh seneng banget liat anaknya berani maju ke depan, ato sekedar mewarnai gambar, atau bahkan sekedar nulis corat-coret. Sang mama pun Nyemangatin anaknya. Tiba-tiba Gue jadi mikir, ntar gue gitu nggak ya? Maksudnya, gue pengen jadi wanita karir, tapi gue juga mau banget jadi ibu rumah tangga yang tetep bisa ngeliat perkembangan jagoan kecil gue. Gue pengen jadi wanita karir, seengganya banggain mama lah yang udah nyekolahin gue sampe InsyaAllah jadi sarjana ini, dan kalo dikasih kesempatan umur dan uang lebih, maunya lanjut sekolah terus S2, S3 atau bahkan sampe Profesor, ya kalo otak gue sanggup itu juga hehe. Terus gue ngejer karir gue, ya jadi guru, dosen, ataupun jadi bagian di kemendiknas, sesuai impian gue. Jadi perempuan kantoran, yang bergulat dengan pekerjaan. Tapi disini gue mikir, kalo gue kerja macem gitu, terus waktu buat keluarga gue kapan? Waktu buat nganterin anak gue kapan? Gue nggak mau anak gue jadi macamnya kayak barang yang dititpin di neneknya, ato ngga di tempat penitipan anak. Yang kalo gue sama suami berangkat dititipin, entar kalo kita balik diambil. Nah, itu barang apa anak. Ato nggak ntar anak gue dari pagi sampe sore liatnya pembantu terus, makan sama pembantu, main sama pembantu, belajar sama pembantu, bisa-bisa ntar dia lebih sayang sama pembantunya dibanding sama mamanya. Gue temuin banyak yang kayak gini, kalo pembantunya pergi anaknya nangis, eh malah kalo ibunya pergi anaknya acuh biasa aja. Gue si gamau kaya gitu. Kenyataannya, gue pernah nemuin kejadian dimana si Ibu pergi ke Perancis buat nerusin sekolah, dan dia ninggalin anaknya selama satu tahun di Indonesia, mereka berkomunikasi hanya lewat webcam. Si anak gamau ngomong kalau ibunya Cuma telpon, at least Cuma denger suaranya, entah kenapa. Dari sini uda keliatan penolakan anak, yang kadang keegoisan orang tua bikin gak mengerti sama keadaan si anak, jawabannya hanya “mau gimana lagi, keadaan yang memaksa”.  Dan yang lebih sedih, waktu pas ibunya balik ke Indonesia, si ibu sengaja ngejemput anaknya di sekolah, pas pulang sekolah, sang ibu dengan mata berbinar menunggu anaknya sampai keluar dari kelas, tapi si anak malah pertama memeluk pembantunya, setelah beberapa saat si ibu langsung bilang “ini mama sayang, ini mama” barulah si anak berpindah pelukan, itupun dengan muka yang bingung, seakan dia gak kenal siapa orang yang bilang “mama” ke dia. Gue yang ngeliatnya ya ngenes sendiri aja ya. Tapi gue gak nyalahin anaknya, mungkin dia menemukan sosok ibu di pembantunya, yang tiap hari dilihat, dipeluk. Entahlah, ya memang keadaan yang memaksa. Dulu sempet mikir, mending jadi ibu rumah tangga aja kali ya, tapi balik lagi dimana pertanggung jawaban gue dari gelar sarjana itu? Terus ntar ada ungkapan, buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya Cuma jadi ibu rumah tangga. Bagi gue, ini adalah dilemma. Mungkin suami gue gak masalah dengan pekerjaan gue, tapi gimana dengan anak-anak gue? Gimana perkembangannya. Yang lebih tepat, gimana perasaannya? Mama sering bilang, nanti kalo kerja dan punya suami, kerjanya sekiranya kalo berangkat sesudah suami, dan pulang sebelum suami. Nah itu jug ague masi mikir, gue yang hidup Alhamdulillah cukup dengan kasih sayang mama papa gue, ibu gue yang ibu rumah tangga bener-bener bisa gue liat tiap saat tiap waktu, nanti kalo gue kerja anak gue ditaro dimana dong. Ngeliat anak yang dititipin di neneknya aja gue sedih. Masa anak gue harus ngalamin kejadian kaya gitu. Jadi wanita karir emang cita-cita gue, tapi gue gak mau egois sampai harus ngorbanin anak gue, keluarga gue. Bahkan ada seorang ibu yang kalo kata gue mah karirnya udah sukses banget, ngerasa sedih soalnya gak bisa nganter sekolah anaknya tiap hari. Saat dia nganter anaknya sekolah, hal itu menjadi saat indah buatnya, dia mau banget tiap hari nganter anaknya sekolah, liat perkembangan anaknya, atau bahkan hanya sekedar menemani anaknya main serodotan di sekolah, tapi balik lagi keadaan pekerjaan dia yang memaksa dirinya gak bisa mengantar anaknya ke sekolah. Dirinya sibuk bergulat dengan pekerjaannya. Ah, ironi memang. Terus, entar lo gitu ngga ky? Well, gue juga nggak tau. Jadi guru emang pekerjaan yang tepat bagi seorang ibu. Brangkat jam 7 pulang jam 12, at least masi sempet gue nganterin si jagoan ke sekolah, masih sempet juga kan bikinin makan siang penuh gizi, dan masih sempet juga jadi istri yang nungguin suami pulang. Tapi mikir lagi, masa iya anak orang diajarin biar pinter, anak sendiri ditinggalin sama nenek, walopun 5 jam, tetep aja anak gue ntar lebih deket sama nenek dibanding sama gue. Entahlah banyak banget pikiran yang berkecamuk di otak gue tentang masa depan, keluarga, karir. Ah rumit, tapi gue Cuma pengen hidup gue balance antara karir dan keluarga. Dan hidup itu pilihan. Kita manusia tinggal milih mau yang mana, ketika ada kesempatan dan peluang, yang dianggap yang terbaik pasti diambil, sampai kadang harus ada yang dikorbankan, tapi ini realita hidup. Yah mudah-mudahan bias menjalai semuanya.

Rangkaian Acara JakaRara 2012 (Its Show Time)

Weeeew, gue masuk 10 finalis jaka rara kota Cirebon. Gatau jaka rara itu apa? Jaka rara adalah duta budaya dan duta pariwisata kota Cirebon, ya kalo di Jakarta namanya Abang None, di bandung dan sekitarnya Mojang Jajaka. Yang intinya mah duta (dan gue seneng banget dipanggil duta, ya duta bukan artis) 

Sebelumnya Perkenalan dulu finalis beserta pasangannya

Lisa Adriana Paramitha – Eka Nurmanudin

Selly Lambombuida – Fahrul Saleh

Zainit Istanari – Bimo Hario Tejo

Reni Fitriani – M. Mikail Jundulloh

Sri Yanti – Randy Fernandez

Rizky Purnama – M. Khaerurizal Zulmi

Ratih Prajna Pramitha – Ari Susanto

Dhini Chintya Chrisdiani – Bagas Willy

Ivana Amelia – Jili Maulana Malik

Dewi Ayu Retno Wulan –M.  Arif Syarif Hidayatullah

Kita dipasangin sesuai dengan kadar tinggi masing-masing hehe. Disuruh cari chemistry tiap pasang, tapi gue sama ijal boro-boro ada chemistry, orang kerjaannya brantem mulu. Ijal yang lebih muda dari gue suka nyebelin, sampe foto bareng aja kita ga punya, padahal pasangan lain mah foto barengnya banyaaak bener. sampe kita dijuluki pasangan KDRT, alias ribut bae (untung pacarnya ijal gak ngamuk-ngamuk ke gue).

Setelah terpilih, gue dan finalis yang lain dikasih timeline acara yang cukup padeet, seengganya ada seminggu sekali kita acara. Dari mulai photo session, unjuk kabisa,  baksos, latian, dsb. Dan, setiap acaranya gue selalu nikmatin semuanya, sangat menyenangkan! Oh ya, kita juga dibagi 5 kelompok buat tugas presentasi public, sama baksos. Gue sekelompok sama Pa Ustad (Arif.red), jilly, dan jeje.

Ada hal  yang nyebelin, waktu jalan sama cathrine, novi , ade, esha, adis gue malah di cengin, yang katanya artis lah ini itu, huhu. Tapi gue tau ko, itu semua merupakan dukungan mereka ke gue dan gue berterimakasih banget sama mereka.

Sabtu, 19 Mei 2012 (FITTING BAJU PEMOTRETAN)

Semua finalis jam 10 pagi ke Rajjas Batik buat fitting baju yang mau dipake buat photo session besok. Baju batik mega mendung, modelnya lucu dan warnanya soft, dan gue pun milih mini dress mega mendung warna ungu-pink gitu, hehe. Ivana warna kuning, dhini toska, jeje ijo, yanti kuning, dll. Selesai fitting, ngobrol-ngobrol menjalin keakraban dan tukeran nomer hape.

Abis itu, gue yang udah janjian sama ogi farid langsung cus nyamperin mereka, ogi bawa pacarnya, farid bawa pacarnya, gue bawa motor gue -_- intinya mah pada ngenalin pacarnya gitu, ya berhubung ga punya pacar ya jadi obat nyamuk yang ngrecokin mereka, tapi gue gak ngrasa jadi obat nyamuk ko, karena ani (pacarnya farid) sama yani (pacarnya ogi) welcome ke gue bercanda, curhat, masak bareng (karena gue telat jadi gue yang bagian icip-icipnya), mereka menyenangkan! Gue pun cerita ke mereka kalo gue masuk jadi finalis jaka-rara, Ogi sama Farid ngambek, kenapa gue gak bilang-bilang ikut beginian, hehe terus yani bilang “ciyeee artis” pffft terus dia bilang lagi “kalo di tegal, yang jadi duta pariwisata tuh fotonya ntar dipajang gede di tempat wisata” gue Cuma -_- Dan mereka berempat menjadi pendukung setia gue hehe.

Minggu, 20 Mei 2012 (PEMOTRETAN)

Photo Session! Finalis kumpul jam 7 di dinas dengan pakaian batik masing-masing. Gue yang ga punya baju batik, kemarin ngerayu mama buat beli baju batik, dan mama yang baik pun ngebeliinnya itu pun mama baru tau kalo gue jadi finalis jaka-rara, sebelumnya mama taunya gue jadi pemandu wisata -_-, dan gue melihat raut wajah bangga mama, tapi mama nyeletuk “kamu bisa ngga jadi rara, jalannya kan kaya bebek” aduuu mama, bikin gue jiper, dan gue pun bilang “ntar juga dilatih ma, tenang aja”.

Jam tujuh pagi gue ke dinas dianter mama tersayang pake baju batik baru yang mama beliin. Gue ngerasa dukungan penuh dari mama, beda rasanya, disemangatin mama J Sampe dinas gue langsung narik ivana buat make up in gue, makluuum belom bisa pake make up sendiri. kita dikasih arahan sama kaka paguyuban, dan dikasi tau spot photonya yaitu di jamblang mang-dul & kanoman (temanya kuliner) , klenteng, kasepuhan. Langsung kita menuju first destination, Nasi Jamblang Mang-Dul. Jadi sistemnya kita makan terus ntar difoto, candid gitulah macemnya. Ini tuh hari minggu, tau kan mang-dul penuhnya kaya apa? Pffft. Desek-desekan ambil makan, terus duduk-makan-ngobrol kalo ada yang moto gaboleh sadar kamera. Lanjut ke kanoman, awalnya disuruh makan tahu gejrot, abis itu kita ke penjual kue tapel, finalis rara pada nyobain bikin kue tapel yang emang udah langka di Cirebon, trakhir kita jalan-jalan muterin pasar kanoman (untung pake wedges bukan heels).

depan trotoar bank mandiri

keraton

Lanjut, kita ke klenteng Dewi Welas Asih, sebelahnya Bank Mandiri, berhubung ada yang lagi sembahyang kita jadi foto dulu di trotoar bank mandiri, lucu deh fotonya. Terus di klenteng kita foto per-pasang. Gue sama Ijal, terus foto cewe semua, cowo semua. Pkonya hasil fotonya bagus! Abis itu kita ganti baju pake batik dari rajjas buat foto di kasepuhan. Gue ribet sama krudung, karena ada yang lupa  gue bawa uuuh, akhirnya pake krudung seadanya. Sampe kasepuhan langsung di touch-up sama mas imam, padahal nunggu giliran fotonya aja bikin make-up ilang lagi, lamaaaa. Difoto perorangan. Uda mana photographer nya tetangga gue, kaku kan ga enak ya. Gue difoto 4x, katanya uda bagus, ragu sama hasil foto gue, soalnya kan itu foto bakal dipajang di malem final, ah tapi percaya aja dia uda profesional banget. Terus abis foto sendiri, foto pasangan. Pasangan yang lain uda pada nemu gaya, lah gue sama Ijal, gue gue, ijal ijal -___-, akhirnya diarahin gayanya sama si photographer. Terus foto bareeeng. Pas photo session ini, gue mikir engap banget ya jadi model, kudu senyum ini itulah, gue yang seneng di foto aja sampe capeee banget, mati gaya, tapi asyik kita bak model beneran diliatin orang-orang, di touch up sama make up artis hahaha :p Selese sore, langsung pada balik karena capeee banget, apalagi yang make heels runcing-runcing kaya paku, gatau deh kakinya masi berasa apa ngga.

hijaber

gue sama ijal

SENIN 21 MEI 2012 (FORMAT SMS)

Dikasi tau format sms nya! Siang gue di sms teh fifi tentang format buat ngedukung jakarara favorit.

Ketik JAKARARA (spasi) Finalis kirim ke 3988

Oke gue bingung harus kasi tau ke siapa, pertama gue malu, kedua malu, ketiga ntar pada tau dong gue ikut acara beginian. Ah! Dan akhirnya gue smsn cara ngevote ke temen-temen deket gue. Dan ada hal yang lucu, gue sms ke fitri cara ngevote gue, nah tapi gue salah ngasi nomer kan harusnya 3988, gue smsnya 9388. Dan fitri tanpa sepengetahuan gue udah nyebarin di kampus, pas gue bilang salah fitri langsung bilang “ira mah ngerjain, udah tak sebarin sekampus, sampe presma juga tak kasitau”, hahah. Terus Thuba sms gue bilang “udah sms banyak-banyak taunya salah” hahah, jadi lucu sendiri, ini kebodohan gue. Oh yaaa Jangan lupa sms

JAKARARA KIKY kirim ke 3988 :p

Talkshow-talkshow

Untuk promosiin diri jaka-rara ada talkshow ke radio-radio. Dari mulai Cirebon radio, Nuansa, Ciradio. Tapi ini gak wajib, kondisional, yang bisa ikut ya ikut. Gue ikutnya pas di Cirebon radio aja, soalnya pas talkshow yang lain gue lagi di Jakarta. Kita kenalin diri satu-persatu, dan ditanyai seputar pariwisata dan berita global. Macemnya ngobrol biasa lah, terakhir kita promosiin diri masing-masing. Seru!

SABTU 26 MEI 2012 (HEALTHY CLASS & UNJUK KABISA)

Pagi hari ada jadwal healthy class di BilGym, terus juga bakal nyari jakarara sporty. Oke kita masuk tempat gym.  Kita latian semacem senam gitu, gue yang badannya kaku-kaku ya susah lah senamnya. Abis aneh-aneh si gayanya -__- tapi bener-bener olahraga lah, gue aja kringetan banget. Selesai senam, kita nyobain alat-alat yang ada gi gym itu, enatahlah namanya apaan. Selesai, kakak paguyuban ingetin kita kalo ntar malem ada unjuk kabisa di zona kongkow, unjuk kabisa sekalian nyari Jakarara budaya. Oke mulai gue frustasi (kayanya tiap unjuk kabisa gue frustasi deh). Frustasi, apa yang bakal gue bawain. Tanpa persiapan apapun, nyanyi sadar diri suara nya fals, nari sadar diri badan kaku kaya robot. Puyeeeeeeng! Dan akhirnya gue mutusin buat baca puisi muludan (lagi).

abis nge gym

Pulang ngegym, gue fitting baju kebaya buat final. Yang lain udah pada fitting pas gue masi di Jakarta, tinggal gue aja yang belom. Gue kesana sama dewi dan ijal. Dan akhirnya gue milih kebaya warna pink ke unguan (kayanya hidup gue gak lepas dari warna ungu sama pink), dan ijal warna pink. Kacaan berdua, fix cukup serasi buat final.

Sore hari, udah mulai panic sama unjuk kabisa, tanpa latian dan persiapan. Uda bingung siapa yang dandanin, pake baju apa, krudung digimanain. FUufufu, tenang-tenang. Oke gue pake dress abu-abu, krudung ngasal,  kerumah tante minta di dandanin (nyusahin banget gue), bingung wedges apa heels, akhirnya wedges! Nunggu om gesang mau nganter, tapi ga dateng-dateng, sms ijal eh dia telat, sms fahrul eh dia sama sarah, sms dewi, eh dia sama keluarganya. Akhirnya gue naik motor sendiri, sampe bikin mama watir. Bismillah.

Nyampe zona kongkow itu rame, banget! Malem minggu. Nanti tiap finalis naik ke atas panggung terus ya unjuk kabisa. Aduh parno, diliatin banyak orang, maluuuu, tapi bismillah. Unjuk kabisa urutan suka-suka panitia. Tinggal tunggu nama kita dipanggil aja. Gue kebagian ketiga, dan kalo menurut gue penampilan gue tu paling jelek. Sesuai dengan komennya raka “kalo di Indonesian Idol tuh unjuk kabisa ini tuh show yang spektakulernya, tapi kamu nampilin biasa aja dari audisi pertama, kedua sampe  yang ini” Gue Cuma nyengir, Tapi mas imam ngomenin baju gue oke, Cuma dia bilang “pake heels ky”, hehe gatau aja sebelum brangkat gue galau pake apaan. Satu persatu finalis tampil ada yang baca puisi kaya gue, nyanyi sama nari. Selesai jam 11 malem, gue minta anter ijal. Pulaaaaang!

gue lagi baca puisi muludan :p

Latian-Latian

Untuk grand Final selalu ada opening art yang dipentasin sama finalis. Nah taun ini opening artnya beda banget katanya, biasanya narinya gampang sekarang nari rampak, alias nari bareng-bareng. Latiaaan terus, dengan tempo dan ritme yang cepet banget. Kadang kecepetan kelambatan, lupa gerak dsb, di tarian yang rampak kita diibaratin kaya kangguru (tapi pas GR dirubah jadi udang). Terus ada nari yang per pasang, kalo per pasang gue dapetnya yang gampang nari pesisiran, itungannya Cuma 2x8, hehe mungkin raka tau kali ya gue kaku jadi dikasinya yang gampang hehe. Untuk kostum opening art itu yang cewe pake clana aladin, kaos putih, stagen, kain batik per pasang (gue dapet kangkungan), dan kacamata hitam. Pas latian kita dikasih poster, masing-masing 20lembar. Gue seperti biasa bingung, mau naro poster dimana coba? Malu. Udah mana foto guenya jelek banget L Huhuhu. Atas paksaan mama akhirnya gue pasang poster di depan rumah, gue kasih poster ke sodara-sodara gue gue suruh aja mereka pasang di tempat kerjaanny, sodara gue maksa gue buat masang di PAUD tapi guenya ya malu lah ya, gamau. Sampe H-7 gue baru pasang poster di kampus, itupun atas desakan temen kampus gue. Dan sampe sekarang posternya masih sisa lima, siapa mau? Boleeeh sini gue kasih Cuma-cuma :p

Minggu-minggu awal masih terlena sama tugas kelompok, dan individu. Tapi H-7 mulai pada panic. Untuk tugas kelompok, gue dapet kecamatan pekalipan. Kita disuruh ngangkat tentang masalah yang ada di kecamatan tersebut. Kelompok gue ngangkat tentang kebersihan. Semuanya dilakukan serba cepat, H-3 nyebar kuisioner, H-2 nganalisis data, H-1 ngerampungin. Gue, jilli, pa ustad, jeje hubungan via email, uda mana koneksi inetnya kaya keong. Tapi Alhamdulillah, tugas kelompok selesai sebelum hari H presentasi (soalnya masih ada kelompok yang nyelesein pas presentasi)

Untuk tugas Individu, lebih parah. Gue tahu kalo tugas individu tentang kearifan local itu H-3, dikasitau Jeje. Gue fikir tugas individu itu tentang kecamatan pekalipan juga. Puter otak cari ide, ga nemu juga, Sampe gue inget saat penjurian kedua juri bhs inggris nanya gue tentang tarling. Okesip, gue angkat tarling jadi tema gue! Mulai ngegarap tentang tarling, tapi gue bingung harus mulai darimana. Gue sms finalis lain, mereka juga sama bingungnya kaya gue. Gue pun sms temen-temen gue nyari data tentang tarling, respon postif, sms yang mereka bales ngebantu gue (banget). Minimal isi 5lembar, sampe H-2 belum nyampe. Bismillah, pasti bisa selese tepat waktu. Garap tugas, kepotong sama baksos…

SABTU, 2 JUNI 2012 (BAKSOS)

BAKSOS!Pakean casual plus kaos merah dari sponsor juga slempang Jaka Rara (Selempang kebanggaan). Baksosnya bedaaa, kita sekelompok dikasih voucher 20buah seharga Rp. 5000, tapi kita berusaha ngejual dengan harga setinggi mungkin, buat disumbangin ke panti asuhan. Panitia nyerahin tempat penjualan sama tiap kelompok, ada yang di grage, csb, tentara pelajar dsb. Nah, kelompok gue galau, mau kemana. Kelompok gue rencananya ngejual sambil ngamen. Awlnya mau ke kasepuhan, tapi ngga bisa, soalnya udah ada yang ngmen disitu. Akhirnya kita ke SS. Di perjalanan ada percakapan antar gue dan jeje

Jeje: Ky ntar kamu bantuin aku nyanyi ya

Kiky: Aku tuh gak bisa nyanyi je, suaranya jelek

Jeje: udah ngga apa-apa ky

Sampe SS, Jilly minta ijin sama yang di SS. Terus opening ke para tamu. Jeje main gitar sambil nyanyi warung pojok, gue ya bantuin Jeje nyanyi, karena gak apal Cuma awal sama reff nya aja gue ikutan nyanyi, Jilly nge-rap, dan pa ustad penggembira. Selesai itu gue nawarin perdana sama bawa kotak amal gitu buat yang mau nyumbang. Ga ada yang beli kartu, tapi nymbangnya yahud banget. Sampe kita-kita mikir, enak ya ngamen Cuma nyanyi-nyanyi doang dapet duit banyak, hehe. Akhirnya kita putusin buat ngejual kartu plus ngamen di rumah makan sekitaran ampera. Di perjalanan ke gado-gado ampera ada percakapan sama jeje lagi

Jeje: Ky, kamu gausah nyanyi lah. Suaranya fals, bikin suara aku ikutan fals

Kiky: -____- Aku juga bilang apa, kan suaraku ngga enak, malah maksa buat nyuruh nyanyi

Akhirnya, gue beralih tugas, jadi minta ijin ke rumah makan, sama penggembira seperti pak ustad -__-. Terakhir kita ke baso pegajahan. Itung-itung lumayan hasilnya, buat amal. Kelompok gue dapet sekitar Rp. 300ribuan lah, dan yang hebat mah kelompoknya kang Ari, Teh Lisa, Dewi, sama fahrul mereka dapet Rp. 750ribuan dooong, hebat banget ya  mereka.

Selesai itu jam 5 kita ke panti asuhan di kebon pelok. Selesai baksos jam 7malem, langsung pada buru-buru cabut, mengingat tugas individu yang belum rampung. Sampe rumah, gue langsung nyalain kompi, dan menyebalkan adalah kompinya gak jalan! Panic lah gue, sms yayu bilang suruh ini itu tetep gak jalan. Untung ada Sodara yang bisa benerin. Jam 9 kompi tersayang baru bisa dipake. Ngebut ngerjain tugas individu, yang akhirnya gue kasih judul “Mengubah Paradigma dan Menghidupkan Kembali Tarling” jam 1 belom selese, tapi gue udah cape banget, akhirnya gue tidur. Pasang alarm jam4, eh bangunnya jam5. Langsung kebut nyelesein. Udah mana besok jam7 harus udah ada di dinas. 

kelompok gue lagi ngamen

MINGGU 3 JUNI 2012 (PRESENTASI PUBLIK)

Jam setengah 7 baru selese, gue mandi. Pamit ke mama, langsung nyari tukang print-an. Dan taukah? Di perum warnet yang ada print nya masih pada tutup, aaa panic. Ada di depan SMA7, udah seneng eh baru ngeprint satu printernya rusak. Makin panic, akhirnya ada di sebelah IAIN, print-an nya gak bagus banget, tapi yaudahlah daripada gue frustasi. Selese print, nyari tukang fotocopy, sama susahnya. Akhirnya nemu, dan ada dhini sama bagas. Seneng banget ngeliat mereka berdua, brati gue gak sendirian telatnya. Hehe. Terus ada Jeje. Selese semua, langsung ke dinas, sampe sekitar jam 8an. Dan di dinas juga masih banyak yang belum dateng doong, ngeliat muka-muka para finalis itu kasiaan banget, muka lelah. Pada gak tidur, apalagi mamih (Ratih.red) itu matanya kaya zombie, mas bimo sama dewi yang gak tidur. Ah mukanya lelah semua lah, pada gak semangat semua.  Akhirnya jam 9 dimulai presentasi, diawali dengan presentasi kelompok. Ohya jurinya pak khaerul, pak mus, sama pak Kadis. Presentasi kelompok sama individu dikasi waktu 10 menit buat presentasi, sama 5 menit buat jawab pertanyaan. Pertanyaan berasal dari juri, finalis, sama kakak paguyuban. Sekitar Jm 11 mulai presentasi individu. Urutannya dikocok. Pas presentasi ada yang finalis yang bobo saking lelahnya. Semuanya lancar, Alhamdulillah. Selese jam 5, langsung pada balik. Pada kangen sama kasur masing-masing, termasuk gue.

presentasi tarling

SENIN 4 JUNI 2012 (AUDIENSI DENGAN WALIKOTA)

Rasanya setelah presentasi public, bebannya gak ada lagi, tinggal beban grand final aja. Senin pagi jam 8 ada acara audiensi walikita di balkot, dresscode:batik! (nampaknya buat jadi jakra kudu punya batik yang banyak deh ya :p)! Pake selempang juga. Kita bak tamu aja deh ditempatin di ruangan meeting yang gue pun baru pertama kali masuk sana. Ternyata kita ngga bisa ketemu sama walkot, soalnya walkotnya ada rapat mendadak karena Cirebon dapet Piala Adipura, Adiwiyata, sama apalagi ya, banyak lah dapet lima piala. Akhirnya ketemu sama Kabag apa ya lupa, dan itu pun mulai jam 10, pertanyaan pun terbatas, jadi yang nanya Cuma Jili, Dini sama Mikail aja. Jam sebelas selesai. Terus kita diajak muter-muter balkot, bangunannya bagus deh J

depan pintu balkot

SABTU 9 JUNI 2012 (LATIAN & BEAUTY CLASS)

Hari-hari berlalu sangat cepat, gak kerasa minggu depan udah final aja, perasaan baru kemaren deh penjurian, diumumin masuk 10 finalis. Latian grand final pun dimulai. Jadi acara grand final tuh kita tampil pertama opening art, kedua fashion show, yang ketiga baju jakra. Mas imam selalu bilang kalo fashion show ati-ati jalannya, salah dikit masuk ke kolam, gue yang amatir, selalu kebayang takut salah terus ntar masuk kolam gimana, ah, mindset gue udah jelek. Jadi Grand final taun ini di Hotel Prima outdoor, panggungnya di kolam renangnya. Gue adalah cewe yang paling susah jalannya di antara finalis cewe yang lain. As you know, jalan gue kayak bebek kan? Miring-miring gak penting. Buat pose aja masih mentang-mentang, sampe kayanya pada frustasi ngajarin gue. Sampe kang ari yang ngajarin gue, ya kang ari kan fleksibel bisa jadi cewe bisa jadi cowo *oops*. Dan jalan pake heels itu gak gampang bagi gue yang gak terbiasa, susaaaaaah papa. Sampe gue stress sendiri dibuatnya (padahal jalan doang) Dirumah juga gue sampe iseng jalan pake heels, ujung-ujungnya kaki gue nyeri semuaaa huhuhu.

Paginya latian, spot-spot mana aja kita kudu pose, gimana baliknya, berentinya, posenya, senyumnya. Aaaa ribet, tapi gue dapet ilmu baru loooh. Sorenya kita beauty class. Ini yang gue tunggu-tunggu, ga enak kan kalo mau apa-apa kudu minta Ivana make-upin gue. Jadi gue seneng banget acara beauty class ini. Cewe, Cowo semuanya diajarin! Cuma kalo cowo Cuma sampe bedak doang. Kita diajarin cara ngebersihin wajah, pake bedak, eye shadow, eyeliner, sampe blush on. Mama, gue bisa dandan sendiri J! Sampe finalis yang lain cengin gue “ciee kiky uda bisa dandan” hehe. Tapi tetep aja abis beauty class, kalo gue make eyeliner suka blaratan terus make blush on masi kaya orang abis ditonjokin -_- emang beauty class tuh gak cukup sekali, dan harus biasa. Kebanyakan finalis yang lain tuh bisa dandan otodidak, karena mereka biasa dandan. Tapi seengganya gue seneng banget dapet ilmu banyak. Terlepas dari semua ribetnya acara ini, gue seneng banget karena banyak ilmu yang gue peroleh, dan pengalaman yang gak kebayar pake apapun.

Finalis dikasih undangan malem final, undangan buat dua orang dianjurkan buat orang tua. Semua orang bisa nonton grand final jakra, tapi kalo yang dapet undangan tuh special, ada gala dinner nya dan tempat duduk pun vip. Gue kasih ke mama, karena final ini gue persembahin buat mama sayang J

Seminggu ini finalis latian teruuus. Dikasih wejangan-wejangan juga sama kakak paguyuban. Seminggu ini lelahnya fisik, soalnya latian, kan kalo seminggu kemarin lelah otak hehe.

SELASA 12 JUNI 2012 (FITTING BAJU FAHION SHOW)

Seperti biasa gue kalo fitting pasti terakhiran. Gue fitting sama Selly ke mas Imam as a designer. Mas imam itu multi talented, bisa jadi designer, bisa juga jadi make up urtis loh. Pertama Selly dulu fitting. Taunya baju buat dia gak muat, akhirnya dia pake baju cadangan. Nah giliran gue, mas Imam curhat dulu, ceritanya dia bikin baju buat yang kerudungan tiga orang, tapi yang satunya gagal, jadi gue pake bajunya selly yang gak muat. Mini dress mega mendung, dipaduin sama legging plus bolero a la Mulan Jameela. Kalo kata farid yang nonton Rembeng-rembeng gitu. Fahion show, fix!

JUMAT 15 JUNI 2012 (KARANTINA)

Sore hari tanggal 14, selepas latian kita dikasih pengarahan buat karantina besok. Dari mulai perlengkapan apa aja yang dibawa sampe rundown. Dan kita juga dibagi kamar. Gue yang imut sekamernyaa sama yang imut-imut juga, Dhini, Dewi, Jeje. Daaaan setelah di list, bawaannya banyaaak banget deh, apalagi gue yang krudungan. Balik kerumah buat prepare, rencananya Cuma mau bawa tas satu, eh taunya ngga cukup. Gue fikir gue lebay banget deh bawaannya. Rencananya mau tidur jam 9an, tetep aja ngga bisa gara-gara packing yang seabrek baru tidur jam 11 malem.

Paginya, jam7 ditunggu di Bagus Inn, hotel baru di kedawung yang warnanya unguuu, suka deh! Dari luar biasa aja, pas di daleeem beuuh baguus. Terus langsung check in. Gue fikir bawaan gue udah paling banyak, taunya pada bawa koper yang kaya pada mau minggat -__- saking banyaknya bawaan.  Oh ya, hape finalis dikumpulin semua, jadi selama karantina, kita gak pegang hape -_-Semua finalis dapet di lantai tiga, dan gak ada lift. Jadi buat yang cewe naik turun lantai tiga pake heels, bayangin lah bagaimana menderitanya kakiku, sampai Dhini yang saking capenya nyeker pas naik ke kamer. Gue, Dhini, Dewi, Jeje dapet kamer 315. Tau ngga ekspresi kita berempat pas masuk kamer? “AAA kamernya bagus banget” langsung aja pada naik ke kasur dan gratakin semuanya yang ada disitu *norak*. Kita dapet kamar superior yang fasilitasnya WOW banget. Betahlah ada disitu. Buka kulkas, ada coklat, eskrim, dan minuman kaleng, kita berempat langsung aja mau makan, semuanya. Cuma Dewi bilang Tanya dulu. Eh taunya, kata kakak paguyuban gak boleh dimakan yang ada di kulkas, padahal udah ngebayangin coklaaaat, heheh. Touch up bentar kita langsung masuk ke meeting room, buat kelas pertama yaitu public speaking. Kita ketemu sama mas Rama Jaka Utama taun 2006, seorang MC. Kita diajarin biar ga degdegan di depan umum, dsb. Asik deh. Cuma setengah jam kelas public speaking, tapi ilmunya dapet banget!

Coffee break J minum kopi biar ga ngantuk, sama cemal cemil. Leyeh-leyeh bentar, soalnya pas lagi kelas kita duduknya tegak. Gak nyender, soalnya gak sopan (percaya apa ngga sampe sekarang itu kebawa ke seharian gue)

Abis itu masuk kelas tata busana. Harusnya yang ngisi itu tante Tin, yang paham akan busana JakaRara. Tapi berhubung tante Tin gak bisa jadi diisi sama The Fifi Rara utama 2010, dan Kang Fei Jaka Utama 2008. Disana kita dijelasin tentang pakemnya busana JakaRara, aksesoris, dan filosofinya.

Kalo Jaka wironnya sebelah kanan, ukurannya tiga jari, dan lipetannya ganjil. Nah kalo mau make kainnya harus rada mentang. Posisi di tengah. Terus pake beskap. Pake kuku macan juga, perlambang harga diri, dan blangkon. Simpel.

Kalo rara ribeeet,pake kebaya bahan satin, wiron 2 jari, lipetannya lima, sebelah kiri. Nah buat make kainnya kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang, sampe merketet, jalan pun susah. Terus pake sanggul namanya bokor tengkurep, jaraknya lima jari. Terus pake bunga karniem perlambang perawan. Pake konde, perlambang senjata. 5 tangkai melati setiap tangkai isinya lima melati, perlambang rukun islam dan rukun iman, pake kembang goyang. Dan terakhir di kebayanya pake bros ato peniti susun tiga.

Pengetahuan banget kan, gue aja baru tau cara makenya. Ya walopun belum bisa make sendiri at least tau lah filosofinya.

Selesai tata busana, laki-laki pada solat jumat, para perempuan boleh leyeh-leyeh. Ah senengnya bobo di kamer. Rencananya mah mau bobo, tapi mana bisa kita berempat ribut bae, ada aja hal yang diomongin. Sampe tetangga kamer sebelah Mamih, Selly, Yanti bilang kamer kita berisik banget. Gimana engga berempat isinya orang crewet semua. Bikin kopi di kamer ceritany masak air di teko listrik, tapi kopinya pait, airnya ngga enak. Paraaaaah parah. Udah gitu Dewi yang ntar opening art didaulat buat nyanyi kota Cirebon, ya konser aja di dalem kameeer. Hihi. Jam setengah satu, kamer diketok ngasitau kalo waktunya lunch. Yeah!

Abis makan langsung materi dari pak Kadis, yaa ngobrol-ngobrol tentang Indonesia tempo doeloe, dan masa kini. Ngebuka paradigma gue tentang orde lama, baru, reformasi. Abis itu lanjut materi kebudayaan dari pak khaerul. Yaa ngomongin asimilasi, budaya dsb. Inget, budaya itu bisa berubah, tinggal bagaimana cara kita memfilternya supaya budaya asala gak rusak. Abis itu Coffee break sama Ashar. Tiba-tiba kang Fei minta kunci kamer kita, yaudah aja dikasiin tanpa menaruh rasa Curiga. Harusnya abis Pak kadis fashion dari mas Imam, tapi entah mengapa kelas fashion ditiadakan. Diganti dengan sharing aja. Tapi sharingnya malah cerita horror, yang nyeremin banget, cerita waktu the fifi ke Mojang Jajaka Jawa Barat 2010. Terus kita dibilangin, harusnya para jaka tuh nungguin Rara kalo mau kemana-mana, dijemput dikamer, tasnya dibawain dsb. Abis itu Kang Fei masuk lagi sambil ngasih pengumuman kamer yang “bersih”, Heboh kan kita, jadi ternyata kunci diambil tuh biar diliat kamer mana yang cukup bersih. Wah, terakhir ninggalin kamer kan dalam keadaan yang berantakan banget. Kamer Jaka yang paling rapi tuh kamernya mas bimo, mikail, jilly (yaiyalah pasti bersih orang ada mas bimo), terus kamernya kang ari, pa ustad, bagas, fahrul, dan yang paling berantakan kamernya Ijal, Eka, Randi. Nah, mas Fei bilang, kamernya Rara itu lebih-lebih berantakan dari kamernya Jaka. Gak ada yang rapi. Yang paling mending tuh kamernya Selly, Mamih, Yanti. Kamer gue urutan kedua, dan yang paling-paling brantakan tuh Kamernya Teh Lisa, Teh Reni, sama Ivana. Selesai, kita disuruh mandi istirahat, dan keluar lagi buat dinner jam tujuh.

Gara-gara cerita horror teh fifi, gue jadi parno. Udah ditambah Dhini pake cerita horror pula. Ah, akhirnya mandi pun gak tenang. Tapi ada yang lebih parah, si mamih sama selly malah mandi bareng -_-. Mandi sholat dikamer, jam tujuh pintu kamer diketok terus sama jaka yang ngejemput rara. Ada yang ngetok terus manggil “princessku”, ada juga yang “istrikuuu” ada juga “pasanganku”. Abis diomongin kang Fei tadi sore, jaka jadi berubah hahah. Rara pada bawa heels buat latian jalan, dibawain sama jakanya, Pas mau makan, makannya pun per pasang, diambilin ini itu, bener kata teh fifi, kita (rara) like a princess :p tapi ya tetep aja ada jaka yang cuek aja sama raranya.

Dinner di bagus inn malem itu bagi gue dan finalis yang lain adalah yang tak terlupakan. Bercanda, ngobrol, makan. Lucu lah. Kenyang bukan karena makanannya, lebih karena ketawanya. Adaaa aja yang bikin ketawa. Dari mulai kang Ari yang ngasi julukan dari mulai pasangan yang tertukar (mas Bimo- Jeje), pasangan KDRT (gue-Ijal), pasangan dunia akhirat (dewi – pa ustad), pasangan ala-ala (kang ari-mamih). Terus ada adegan yang dewi keram, akhirnya pa ustad nolongin, pa ustad yang ditanggep. Ah I’ll remember that moment! After dinner, kita masuk lagi ke meeting room buat sarasehan sama alumni jakra dari taun-taun lalu. Paling tua dari 2006, I find new fams here with Jakra J sarasehan nya juga lucu, alumninya lucu-lucu, dan keren. Berbagi pengalaman. Setelah sarasehan, kita Gladi kotor malem final. Latian opening art, fashion show. Terus latian pake kain buat opening art. Selesai jam 11an, langsung pada masuk kameeer, tepar.

Dikamer, kita ber4 gak langsung tidur, nyiapin barang-barang yang mau dipake ntar final, terus juga belajar (yakali) masuk lima besar. Tiba-tiba mas imam ngetok pintu, ngasih kita ber4 kertas, dan kita disuruh ngegambar apapun dalam waktu 2 menit, bingung, gue gambar aja Eifell (tapi bentuknya lebih mirip huruf A). Hehehe. Sekitar jam 12 kita berempat langsung moloooor. Pasang alarm jam 4.

geladi kotor

SABTU 16 JUNI 2012 (SHOW TIME)

Jam 4 alarm bunyi, dan gue pun kebangun gara-gara kedinginan, abis AC lupa digedein kita bobo dengan AC 16^o gimana ga kedinginan cobaaak? Si dewi yang bangun juga ribut ke gue “Ky, matiin alarm” soalnya gue yang paling deket sama alarmnya,gue Cuma jawab “hah heh hah heh aja” sampe akhirnya dewi yang bangun sendiri matiin alarm. Dewi ngomong lagi “AC mau dikecilin apa ngga” Gue, Jeje, Dhini, bilang iya, tapi ngga ada yang bergerak dari kasur, akhirnya Dewi juga yang matiin. Hehe, thanks wi J. Si Dewi bangun langsung mandi, padahal gue sama yang lainnya masih pada bobo. Jam lima gue pun sadar dan langsung mandi. Pas gue lagi mandi Teh nurul ke kamer nyuruh buat gambar lagi, gue yang lagi mandi akhrinya ngegambar di kamer mandi, diatas kloset (tau deh pada basah) gambar yang semalem, eifell lagi (mudah-mudahan aja bisa kesana, aamiin). Abis itu semua finalis beres-beres, misahin barang-barang yang mau dipake final. Setelah siap, tunggu jemputan Jaka, langsung turun kebawah. Abis breakfast, kita dikasi psikotest, ngitung-ngitungan si, tapi kayanya matematika gue gak berfungsi, soalnya berpacu dengan waktu. Terus kita check out, menuju ke hotel prima, tempat buat ntar final. Asa mimpi, kalo final ntar malem.

Sampe sana, langsung GR, liat posisi panggung, ya emang diatasnya kolam renang. Ah tapi ngga akan nyebur kolam ah, masa iya sampe nyemplung. Mulai dari latian opening art nya, GR pake kacamata. pas lagi ngelingker si mamih ketawa aja liat mukanya Selly yang emang lucu bangeeeeeet, dan yang lain pun ikutan ketawa, haha parah. Setelah itu, latian fashion show, ini nih ribet make heels nya. Jalan perorangan, terus jalan barengaan, dan kata yang liat gue jalan gue udah oke bangeeeet, sayang muka gue gak stagnant, kadang senyum, kadang jutek, kadang melet, ya grogi si baru GR aja disorakin sama yang nonton, gimana ntar malem. Abis fashion show, latian jakarara, make selop. Itu padahal selopnya gak tinggi-tinggi banget loh, tapi ko ya sakit makenya, aneh gue -_-. GR dianggap cukup, istirahat sambil belajar buat ntar malem kalo masuk lima besar. Jam 1an, tante Tin dan pasukan salon datang buat ngerias kita. Wah pada heboh, apalagi yang rara, kalo jaka mah gak pada ribet, malah pada sempet mandi. Di backstage, semua baju kita digantungin. Gue sama Dewi sengaja pilih spot pojok biar gak ribet sama yang lain. Langsung ganti baju opening art, kaos putih dan celana aladin. Langsung pada di sanggul dan di make up. Yang krudungan kaya gue, Teh Reni, sama Ivana juga sama di sanggul. Bedanya abis disanggul, kita dipakein krudung item, terus dibentuk, jadi sebenermya si krudungnya kaya rambut gitu, tapi tetep sanggulnya keliatan, pokonya salut sama ibu-ibu yang nyanggul.  Make up rara itu soft, gak menor-menor banget, gak pake bulu mata, mascara, eyeliner. Dasarnya, kita-kita uda pada ngerti make up, abis dianuin sama ibu-ibu salonnya, aad yang kurang kita tambahin sendiri, haha. Nah, yang bingung tuh yang make kaos opening art, yang lehernya bukan V atau shabrina. Itu kan susah bukanya, bisa-bisa sanggul rusak, akhirnya opsi dirobek pun banyak yang milih. Jam4an, kita make kain buat opening art, nah yang bisa makein kan si Dewi, jadi Dewi yang makein, bareng-bareng makein stagen, we are teamwork! Jam 5an, sanggul dikasi bunga karniem, konde, melati, kembang goyang, dan itu rasanya berat banget. We ready to show, the Grand Final of Jakarara! yippy

Nunggu jam 7 itu lamaaa banget. Ya cape, ya ngantuk, semuanya lah. Di back stage udah pada lesu nunggunya, Gue yang orangnya ceroboh melatinya uda kaya kena badai, pada copot, isinya udah gak 555 lagi, pada ilang. Terus mamih sam dhini, lagi lendehan ke pundak masing-masing melatinya pada nyangkut,sampe susah misahinnya. Akhirnya rara, pada ati-ati banget. Jam 6, ko mulai degdegan, ngintip penonton dari backstage udah lumayan banyak. Jam tujuh pun datang. Berdoa, dan toss! Jakarara 2012.

Opening art

Baju, check, kacamata, check! Dimulai dari Ivana dan Jilli masuk ke panggung, disusul sama yang lainnya. Kita jalan ke spot masing-masing, terus nari per pasang. Abis itu menuju Ivana sama Jili yang berdiri di depan, terus nari rampak, ini nih. Brantakan, temponya gak sesuai. Terus kita bikin lingkaran kaya bunga, Yanti keluar baca prolog, yanti masuk diganti sama Dewi nyanyi kota Cirebon, kita nari perpasang lagi, selsesaaaaaai. (Pas gue liat video opening art sumpah keren abiiiis!)Masuk Ke backstage

Di backstage, lagsung pada heboh, di sana udah ada kaka paguyuban yang bantuin kita. Ganti baju Fashion show itu heboooh banget. Baju putih yang buat opening art pada dirobek. Untung gue pake dobel, sebelum pake baju putih, gue uda pake manset buat  fashion show, terus pake legging. Semuanya pada panic, sampe buat naliin kemben aja pada dadakan gak bisa. Gue pake mini dress, yang ternyata mini dressnya itu dikecilin sama mas imam, dan pas gue jongkok buat ambil sesuatu, bunyi “preweeeek” gatau tuh apa yang robek, gue cari sih ngga ada yang robek. Terus pake bolero. Gue dibantu Zia, sampe pake heels pun dibantu sama Zia, buat jalan aja susah, apalagi pake heels sendiri. Jadinya merketet banget uhuhuh. Krudung gue yang item, gue lapisin sama kerudung peach, terus dibantu kang ari pake bross, buat mempermanis.

this our opening art! cool

Fashion Show

Teh Lisa yang awal masuk ke panggung, disusul Selly, terus Jeje. Pokonya dipanggung tuh ada tiga orang, masing-masing seorang di spot-spotnya. Abis teh lisa balik, masuk Teh reni, dst. Tiba giliran gue. Bismillah. Spot pertama udah kece, tapi gue pose nya kecepetan, nah pas mau ke spot selanjutnya masih ada Yanti, akhirnya gue jalannya pelaaan banget. Spot kedua dan ketiga, aman. Tapi gue ngerasa jalan gue ko ngga oke banget yaa, beda pas GR. Ah yaudah lah. Terus abis rara, jakanya giliran. Terus, rara semuanya, nah pas lagi pose bareng, gue salah nempatin kaki, duh susah dideskripsiinnya, intinya gue keseleo, oleng, tapi untung gak jatoh, Cuma oleng doang. Tenang-tenang. Show must go on, sampe gue nginjek buntut bajunya siapa, untung gak jatoh. Sudahlah. (dan pas gue liat video fashion show yang bagian gue keseleo itu lucuuuu!) Fashion show selesai, masuk lagi ke backstage.

Di backstage, heboh lagi make baju Jaka Rara. Susah pake kainnya. Ngantri buat make kain. Udah mana kain gue ternyata wironnya kurang gede. Rame lah. Cowo-cowo juga pada gak bisa masang nya ngantri jugak. Pke kain udah, lanjut pake stagen, terus pake kebaya, dan minta bros. kalo cowo minta kuku macan. Para rara, dibenerin melatinya, di refill, hehe biar isinya lima lagi.

uhuk :)

Jaka Rara

Jalan jaka-rara itu lamaaa banget, soalnya emang kita dipakein kain yang emang susah buat jalannya.Sesuai urutan, perpasang jalan, sampe depan kita salam terus berdiri di spot masing-masing. Boleh senyum tapi ga bole keliatan giginya. Tau deh gue senyum apa ngga (kalo kata Catherine, novi, mama, yayu gue tuh ga ada senyum-senyumnya, pas gue liat re-run di tv emang gada senyumnya hehe) Antara susah senyum, lupa senyum plus nerves!!!

Setelah semua finalis berdiri di depan, bakal diumumin lima besar. Jengjengjeng. Dan yang masuk lima besar adalah

Rara: Teh Lisa, Jeje, Teh Reni, Dhini, Ivana

Jaka: Eka, Mas Bimo, Mikail, Kang Ari Jili

Buat yang masuk lima besar, berdiri di depan, buat dikasi pertanyaan. Kali ini pertanyaan berasal dari twitter, dan waktu ngejawab Cuma 30 detik.  Dan yang ga masuk, bye bye balik ke backstage. Di backstage, ada yang sedih dan frustasi gak masuk lima besar, tapi ada juga yang biasa aja kaya gue sama Dewi, Selly jugak. Daripada di backstage bengong, kita bertiga malah beresin baju yang berantakan banget, biar ntar pas pulang langsung cus. Di backstage, kita gak terlalu bisa focus dengerin pertanyaan dan jawaban dari finalis yang masuk lima besar, coba aja boleh keluar backstage, gue langsung nonton deh!

Setelah pertanyaan, lima besar masuk lagi ke backstage. Ada yang seneng jawabnya lancar, ada juga yang frustasi kurang puas ngejawabnya. Yaiyalah, kita harus mikir cepet, dan ngejawab dalam waktu 30detik. Terus yang lima besar ke panggung lagi buat ngumumin tiga besar. Dan yang masuk tiga besar adalah…

Rara:  Teh Lisa, teh Reni, Dhini

Jaka: Mikail, Mas Bimo, Jili

Mereka dikasih pertanyaan dari dewan juri. Waktu menjawab 1 menit. Pertanyaan beragam, ada yang harus dijawab pake bahasa Inggris, dan juga yang pake bebasan. Setelah semuanya menjawab, all finalis kembali maju ke depan, buat pengumuman atribut, dan pemenang jakarara.

Persahabatan: Ratih – Pa Ustad

Favorit: Dhini – Kang Ari

Fotogenik: Ivana- Randi

Budaya: Dewi – Fahrul

Sporty: Selly – Randi

Jaka Rara Muda: Teh Reni – Mas Bimo

Jaka Rara Madya: Dhini – Jili

Jaka Rara Utama: Teh Lisa – Mikail

we are the champion :')

Setelah pengumuman semuanya, acara pun selesai. Semua finalis dikumpulin di tengah panggung bareng kakak paguyuban dan pak Mus, dikasih amanah, wejangan, pesan dan kita finalis resmi masuk paguyuban JakaRara kota Cirebon. Dan selamat mengemban tugas dinas selama setahun J

Abis itu, langsung semuanya beberes pulang.

Ini pengalaman pertama gue ikut acara macem gini. Pengalaman pertama gue ada di panggung diliat sama orang-orang se Cirebon. Pengalaman pertama gue jalan di Catwalk, ya walopun keseleo. Pengalaman gue pake baju rara. Ini semua adalah pengalaman pertama gue yang bahkan gue sendiri pun ga pernah nyangka bakal jadi bagian dari semua ini. Gue emang gak menang, tapi semua pengalaman dan ilmu yang gue dapet udah bikin gue ngerasa menang.  Dan satu hal yang bikin seneng adalah, gue bikin mama terharu seneng liat gue ada di panggung itu. Pas gue Tanya mama.

K: Mama kecewa ngga kiky ngga menang?

M: Engga, sama sekali engga. Justru mama bangga banget liat kamu ada disitu, sampe brebes milih. Kamu yang tampil, mama yang degdegan.

Aa, yayu, keluarga, sama temen gue yang lain pun gitu. Sampe kata yayu “Ngga nyangka adik yayu bisa kaya gitu, gak bilang siapa-siapa ujug-ujug jadi finalis, tampil kaya tadi”

Sekarang gue punya tugas baru, sebagai duta pariwisata kota Cirebon. Bersama finalis yang lain, merealisasikan motivasi ikut jakra ini. Bukan Cuma serangkaian acara yang sebulan terus selesai. Ada project-project yang harus direalisasikan, dan mudah-mudahan kita amanah dalam mengemban tugas ini.

Satu hal yang gue rasain, gue jadi-makin-cinta sama kota panas nan eksotis ini, Cirebon “The Gate of Secret”

Regards,

Kiky_Rara2012

That's why I called her "sister"

Kadang aku ingin seperti dia, orang yang aku anggap sebagai saudaraku. Saudara yang baru aku kenal sejak 3 tahun belakangan. Sifatnya terlalu saklek, bahkan dia lebih saklek dari kakak mentorku. Dia terlalu logis, untuk hal apapun. Dan terkadang sifatnya menyakitkan hatiku. Sepertinya mulutnya tidak memiliki filter, hingga semua kata dapat ia keluarkan. Dia orang yang sangat menyebalkan ketika membalas sms, selalu singkat dan tidak jelas, dankalau panjang sedikit lebih tidak jelas. Dia tipe orang yang sangat supel, dan percaya diri, bahkan ibuku saja sampai dibuat kangen olehnya. Dia paling suka sayur asem buatan ibuku, dan ibuku kadang tanpa diminta membuatkan untuknya.  Dia orang yang sering kuminta untuk menasihatiku, ketika aku galau. Yaah walopun jawabannya terlalu menjengkelkan, tapi aku suka dengan tiap nasihatnya, karena dia menyadarkanku, bukan malah ikut menye-menye denganku. Dia tidak pernah ikut menangis ketika aku sedang menangis, bahkan ketika aku sedang putus cinta, dia bahkan tak memelukku. Bagi dia, menangis adalah kegiatan yang sangat melelahkan. Dia selalu bilang padaku kalu sedang menangis, lihatlah kaca, dan kamu akan melihat seberapa jeleknya kamu ketika menangis. Dia orang yang sangat tegar, dan ketika aku menangis, dia selalu tertawa melihatku, jelek katanya. Jahat bukan? Kalau lagi eling, dia akan mengeluarkan perkataan bijaknya, tapi jika aku meminta untuk mengulanginya pasti dia lupa, haha. Tapi semua yang dilakukannya membuatku sadar dan paham tentang hal-hal yang tak penting untuk ditangisi. Untuk masalah lawan jenis, dia pun saklek. Dia tidak perduli dengan pacar, tapi aku tau kalu dia pun pernah menyukai seorang pria dia pun pernah pacaran, tapi dia santai. Pokonya motto dia “Jodoh di tangan Tuhan, mantan di tangan teman”.  Haha, parah kan. Dia selalu bilang padaku supaya aku tidak pernah takut tidak mendapat jodoh. Dia bilang padaku, kalau aku itu pacaran selalu memakai hati, sehingga ketika putus terlalu dalam jatuhnya, berbeda dengan temanku yang pacaran karena uang. Bingung aku dengan setiap statement nya, dan dia bilang dia dulu pacaran ya karena Cuma buat seneng-seneng aja, kalo suka jalan, kalo engga ya udahan. Segampang itu pemikirannya, segampang hidupnya.  Tentang masalah pacaran, dia selalu memberikan kata-kata yang sangat logis. Bohong kalau ada pacaran secara islami, dan alasan-alasan kenapa dia santai saja tidak mempunyai pacar, kalu aku Tanya mengapa dia hanya menjawab, makanya kalau mentoring jangan bolos aja, jadi ilmunya belum sampai. Pffft, tapi bagiku berbicara dengannya seperti sedang mentoring, tapi jangan harap serius! Dia orang yang paling tidak bisa serius, khusyuk itu paling ketika sholat, selain itu dia tertawa.  Aku ingin seperti dia, santai tidak mempunyai pacar, santai tidak ada yang sms, ah dia terlalu logis tentang percintaan! Dan satu hal yang paling aneh ialah, dia hidup tidak bergantung pada ponselnya, itu yang menurutku hebat. Tak masalah jika tidak ada yang menghubunginya seharian penuh, dan ketika aku bilang “hapeku sepi” dia hanya tersenyum dan mengatakan “jangan tergantung sama hape”. Ketika aku merasa menjadi orang yang paling menderita dia selalu mengingatkanku bahwa selalu ada orang yang lebih menderita dibandingkanku. Dan ketika aku tidak mendapatkan yang aku inginkan, dia pun selalu mengingatkanku, akan hal yang lebih aku butuhkan dibanding aku inginkan. Dia bukan tipikel orang yang perhatian, dan tidak suka kalau aku manja, tapi dia berusaha menjadi saudara yang baik. Selera kami berbeda, dan Kita seringkali berbeda pendapat, diantara kami tidak ada yang ingin mengalah, merasa paling benar tapi itu tidak membuat kami lalu bertengkar, karena ada kata-kata andalannya yang bikin suasana mencair “gullet aja gimana”, dan kami pun tertawa. Dia itu orangnya keras, wataknya sangat keras, kalau kata orang Cirebon mah “bener jare dewek bae”, dan tidak ingin disalahkan. Menyebalkan, tapi Dia tidak segan membantuku ketika aku sedang kesulitan, tapi kalo sudah ada setannya, jangan haraaaap. Aku suka mengenalnya, dia seperti alarmku, memberitahu ketika aku salah, dan mensuportku ketika aku jatoh, dan mencubitku ketika aku futur. Aku suka dengan pandangan hidupnya, dia sangat gampang dalam menjalani hidup, tidak dianggap sulit, karena menurutnya apa yang kita tanam, akan kita petik. Dan aku sangat berterima kasih padanya akan semua hal yang telah dia lakukan padaku. Semoga kita akan terus bersaudara hingga Izroil mencabut nyawa kita, aamiin. uhibuki fillah J 

Kampus, Masyarakat, Pemerintah

Tadi ketika pulang kuliah saya iseng ambil foto kampus, sambil nunggu Nining yang sedang sholat. Lalu pa satpam bertanya untuk apa ambil foto kampus, dan saya menjawab “saya kuliah tinggal setaun lagi pa, jadi hal-hal menarik tentang kampus saya abadikan karena dari sini saya menorehkan sejarah saya,hehe”. Saya mengambil gambar ini

“Jagalah Nama Baik Almamater Unswagati dimanapun berada”

Lalu saya iseng ngomong “Udah tak jagain almamaternya, tapi uang kuliah ko gak turun-turun.” Dan ternyata ocehan didengar oleh pa satpam. pa satpam pun bilang “orang udah turun neng”, saya menimpali “apaan, entar mulai semester depan baru mulai turun tau pa, katanya mau negeri, kapan pa realisasinya?” Lalu ada dosen yang ikut nimbrung obrolan saya dan pa satpam, saya ngga tau siapa, mungkin dosen dari prodi lain, dan dari sinilah perbincangan yang membuka fikiran saya dimulai, dari sinilah saya merubah paradigma saya.

Kampus saya sudah digembor-gemborkan akan berubah alih statusnya dari (Perguruan Tinggi Swasta) menjadi PTN (Perguruan Tinggi Negeri) sejak tahun 2009, yaitu ketika saya baru masuk kuliah, dan sampai sekarang tahun 2012, saya semester 6 dan Insya Allah setahun lagi lulus, kampus saya belum menjadi negeri. Apakah yang salah, hingga prosesnya berlarut-larut? Bukankah peralihan ini merupakan instruksi langsung dari gubernur, tapi kenapa sampai sekarang kampus negeri kami belum dibangun. Dan ternyata masalah utamanya adalah masalah pembebasan tanah, dan itu sudah tidak asing lagi di telinga saya. Syarat untuk menjadi PTN harus memiliki luas tanah minimal 30 hektar (pantas saja kalo saya mengunjungi kampus negeri itu ko berasa besar banget, dibanding dengan kampus saya sekarang yang Cuma secuprit) dan pihak kampus baru membeli tanah sekitar 14hektar, kurangnya masih diurus. Loh, kok bisa pembebasan tanah lambat begitu? Emangnya orang-orang yang punya tanah gak pada mau ngejualin tanah mereka? Apa kampus ngga punya uang banyak buat ngebebasin tanahnya?  Bukan itu tonggak permasalahannya. Permasalahan utama adalah para mafia tanah yang menyulap tanah dari harga Rp. 10.000/meter menjadi Rp. 200.000/meter, hah? Berkali-kali lipat jumlahnya. Dan kalo dikali hektaran hmmm banyak banget uangnya. Gak habis pikir. Lalu saya ingat perkataan dosen saya yang professor, dia bilang “orang jadi negeri aja belum, pake digembor-gemborin segala”, pantes aja harganya jadi ngelambung gitu, yang hampir gak masuk akal. Sempat menyalahkan pihak kampus karena masalah “mensosialisasikan” ini, namun ternyata jauh sebelum pihak kampus “mensosialisasikan” peralihan status dan akan membangun kampus di tempat tersebut, para tuan tanah sudah mengetahui hal tersebut. Hayoloh, jadi siapa nih yang “menggemborkan”??? Hmm, mereka bilang, bisa Tanya ke para penguasa. Ooooh. Mulai paham saya. Dan Yang parah untuk pasaran tanah yang leter C (ngga tau nih bener gak tulisannya), jadi tanah yang leter C itu tanah yang belum bersertifikat harga yang semula Rp. 10.000 menjadi Rp. 200.000, dan untuk tanah yang bersertifikat harganya yang semula Rp. 30.000 menjadi Rp. 400.000, belum lagi tanah yang di pinggir jalan harganya mencapai 1-2 juta/meter. Tiba-tiba muncul pertanyaan saya, itu tanah mahal begitu emangnya tanah yang udah ada rumahnya apa? Dan ternyata, sama sekali tidak, itu hanya tanah gersang, yang untuk mencari sumber airnya harus ngebor dengan kedalaman sekian (saya lupa berapa tepatnya). Gila, tanah panas, gersang dan jauh dari mana-mana sampai mahal gitu.

Sedih banget sih ngedengernya, selain karena hal ini bakal memeperlambat status peralihan negeri kampus saya, tapi juga sedih ngeliat ternyata orang-orang di kota saya tidak perduli dengan pendidikan. Dan benar saja, menurut pa satpam dan pa dosen, di daerah itu kebanyakan masyarakat hanya lulusan SMP, lulusan SMA ataupun perguruan tinggi dapat dihitung dengan jari, dan perempuan lulus smp sudah langsung menikah. Pantas saja, pikir saya. Kalau orang yang mengerti pendidikan akan akan membantu untuk melancarkan peralihan ini. Kata Pa dosen, contoh paling real itu UNPAD Jatinangor, itu sebelum jadi UNPAD, daerah Jatinangor adalah hutan, sumber air pun harus ngebor, dan dibawahnya itu adalah jurang, cadas pangeran. Tapi masyarakat sana mendukung, sampai UNPAD menjadi perguruan tinggi favorit, dan asumsi saya Jatinangor itu “hidup” karena UNPAD, dan kalau ngga ada UNPAD Jatinangor bakal jadi hutan biasa. Kenapa masyarakat kota saya tidak seperti mereka. Ironi ketika pembangunan Mall didukung, namun pembangunan sarana pendidikan dipersulit.

Dulu sempat mikir, pasti keterlambatan kaya gini tuh karena birokrasi yang ngga beres, tapi ternyata karena masyarakatnya sendiri yang kurang mendukung. Masyarakat sering bertanya “Kapan nih unswagati jadi negeri? Omongnya doang nih!” Harusnya masyarakat tahu apa penyebab utamanya, bukan Cuma menjudge semua ini salah kampus. Malah ada yang bilang yayasan gak mau melepaskanlah, inilah, itulah. Saat CUF 2012 kemaren, saya sempat berbicara dengan KAUR Kemahasiswaan saya, dan saya sebagai mahasiswa banyak yang saya protes dari kampus. Banyak yang saya tanyakan salah satunya adalah kok bisa-bisanya kampus belum dibangun tapi perumahan dosen dibangun, gede-gede lagi. Enak bener jadi dosen di sana. Dapet gaji dapet rumah dinas pula, dan saya mendapat jawaban yang mengagetkan. Ternyata rumah dinas itu tidak gratis, beli rumah disana sama kaya beli rumah di perumahan-perumahan lain malah harganya lumayan mahal, dosen dianjurkan untuk membeli, tapi tidak dipaksa. Lalu kami ngobrol tentang peralihan status lagi dan lagi, ya tetap masalah utama itu adalah tanah. Sama halnya seperti saya dan mahasiswa yang lain, dosen-dosen pun sangat ingin peralihan status ini dipercepat, padahal kalau berubah statusnya gaji mereka akan berkurang, tapi mereka juga ingin kualitas kampus meningkat. Ini yang merubah paradigma saya, birokrasi kampus saya tidak selamanya buruk, banyak hal-hal yang telah mereka lakukan untuk memajukan kampus saya, kampus kita.

Jujur, saya hanya ingin kampus saya maju. Saya ingin cukup saya yang merasakan kurangnya fasilitas kampus, adik-adik tingkat saya jangan merasakan. Kampus saya sudah berdiri 51 tahun, tapi kenapa kualitas nya sangat jauh dibanding dengan kampus-kampus yang baru berdiri 20tahun, bahkan menurut saya sangatlah terbelakang. Entah apa penyebabya, tapi saya sayakin salah satunya adalah dengan system penerimaannya. Tidak ada seleksi yang ketat dalam PMB, sehingga orang-orang beranggapan bahwa tes PMB di kampus saya hanyalah formalitas belaka. Dari kampus saya ini tidak pernah sepi peminat. Entah itu karena tidak diterima di universitas manapun, atau memang karena benar-benar ingin kuliah disana. Tapi, alasan  pertama sangat mendominasi.  Kampus yang tidak pernah sepi peminat, tapi kenapa seolah-olah sepi peminat, dan semua calon mahasiswa diterima semua? Tanpa penyaringan semuanya bisa kuliah disana. Ini hal yang benar-benar harus dibenahi untuk menuju kampus yang memiliki lulusan yang berkualitas sesuai dengan visinya.

Menurut saya, salah satu jalan untuk menjadi universitas yang berkualitas adalah dengan peralihan status ini. Dengan peralihan status, kampus saya akan lebih diperhatikan pemerintah, sehingga sedikit-demi sedikit kekurangan akan dibenahi. Ketika menjadi negeri, PMB pun akan sangat diperhatikan, karena akan masuk salah satu daftar PTN dalam SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Ketika sudah masuk dalam SNMPTN, dengan sendirinya kampus saya akan diketahui seluruh warga Negara Indonesia, tidak seperti sekarang. Ketika saya menjadi delegasi dalam musyawarah daerah IMAKIPSI (Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Seluruh Indonesia) di UNJ, teman-teman dari universitas lain selalu bertannya “Unswagati itu dimana ya? Cirebon itu dimana?”. Kebanyakan yang bertanya adalah teman-teman dari luar Pulau Jawa. Ketika sudah dikenal Nasional, hal ini dengan sendirinya akan mengangkat nama Cirebon pula. Tapi tidak saya pungkiri, sebelum menjadi PTN pun kampus saya sudah cukup diketahui, terlihat dari banyaknya mahasiswa FK yang berasal dari luar pulau (bahkan orang Cirebonnya saja dapat dihitung dengan jari), ada yang dari Sumbawa, Riau, Kalimantan. Kemarin saat ospek pun banyak mahasiswa baru yang berasal dari Jambi, Jogjakarta, Jakarta dan kota lain di Indonesia.

Banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari peralihan status ini. Kalau saja masyarakat kota ini, penjual tanah, dan masyarakat sekitar calon kampus negeri saya mengetahui, tapi sayangnya mereka masih mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan yang dapat membangun masyarakat Cirebon ini. Dengan peralihan status ini, perekonomian di Cirebon khususunya daerah sekitar “calon” kampus saya akan meningkat, dan saya yakin Cirebon tidak akan kalah saing dengan kota-kota tetangga J

Rizky Purnama

Untuk UNSWAGATI, kampus tercinta dengan sejuta pesona.

“Pendidikan merupakan suatu investasi yang tak akan merugikan”