Menjadi
seorang muslimah merupakan suatu kenikmatan dan kebanggaan tersendiri bagi kita
kaum perempuan. Bagaimana tidak, sebagai perempuan saja sudah sangat berharga
apalagi diwarnai oleh iman islam serta akhlak yang baik, menjadikan seorang
muslimah memiliki nilai tambah. Selain itu, muslimah dapat menjadi seorang yang
multi-talenta. Muslimah dapat melakukan banyak hal yang bermanfaat, tanpa
menyimpang dari kodratnya sebagai perempuan. Muslimah dapat menjadi seorang ibu
rumah tangga, aktivis dakwah bahkan pekerja social, semuanya dapat dilakukan
oleh seorang muslimah. Islam memberikan ruang yang luas untuk muslimah, dimana
perannya bukan hanya di dalam keluarga melainkan juga terhadap masyarakat,
Negara dan juga agama. Islam memberikan keleluasaan muslimah untuk dapat
berprestasi dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Karena itulah muslimah merupakan komponen dalam keluarga dan masyarakat
yang sangat menentukan perannya dalam membentuk generasi dan menciptakan
peradaban.
Di era globalisasi saat ini, peran
muslimah sangat kentara dalam membentuk peradaban. Terlihat dari banyaknya
karya-karya muslimah untuk agama, keluarga, masyarakat dan Negara. Namun, masih
banyak orang berpendapat konvensional yang mengaharuskan muslimah hanya sebagai
ibu rumah tangga yang hanya mengurus suami dan anak, berdakwah pun hanya dalam
keluarga saja. Kita sebagai muslimah yang ingin memajukan peradaban harus
merubah paradigma konvensional seperti ini. Paradigma ini membuat muslimah
tidak dapat berkarya dan bermanfaat, padahal Rasulullah berkata
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Jadi
selama kita bermanfaat, haruskah kita berpangku tangan dengan diam, sambil
mengurus anak pun kita masih bisa produktif, selama ada keinginan kuat dalam
diri kita.
Muslimah
yang produktif bukanlah muslimah yang terus-menerus bekerja tanpa kenal lelah,
sehingga mengabaikan perannya sebagai seorang perempuan, muslimah produktif
adalah muslimah yang dapat menyeimbangkan antara kehidupan agama, keluarga dan
sosialnya. Dan muslimah yang hanya dapat berada dirumah belum tentu dapat
disebut sebagai muslimah yang tidak produktif, muslimah dapat memperbanyak
ilmunya dan berdakwah dirumah atau melalui social
media seperti yang sedang happening
saat ini, muslimah juga dapat menuangkan ide-ide kreatifnya dalam sebuah
tulisan sehingga dapat diketahui orang banyak. Sebagai contoh kita dapat
melihat Asma Nadia, yang seorang penulis buku bestseller, Dia banyak menulis buku tentang muslimah yang dapat
merubah paradigma masyarakat tentang muslimah, dan akhirnya dia dapat
bermanfaat bagi orang lain. Eksistensi muslimah ini harus didukung dengan
teknologi karena itu muslimah harus melek
teknologi, karena dengan perkembangan zaman, teknologi terus berkembang, dan
dengan teknologi muslimah dapat mempublikasikan karyanya ke masyarakat luas.
Jangan sampai gagap teknologi menghambat produktivitas seorang muslimah.
Pada
hakikatnya Islam menganjurkan muslimah untuk beraktifitas di dunia profesional,
namun muslimah perlu mengerti bahwa sifat dari beraktivitas tersebut adalah
untuk berdakwah membangun umat, bukan karena ingin berkarrier apalagi untuk menuntut persamaan gender, yang berujung pada kehancuran umat. Adalah faktor internal
dan eksternal yang harus dijalani seorang muslimah dalam membangun peradaban.
Faktor
internal adalah faktor yang paling penting, karena disinilah peradaban pertama
mulai terbentuk, yaitu keluarga. Muslimah secara kodrati memiliki tanggung
jawab terhadap keluarganya, sebagai sosok istri dan sosok ibu. Sebagai seorang
istri muslimah wajib berbakti kepada suami, dan bersama suaminya membangun
keluarga islami yang menjadikan rumahku adalah surgaku. Sebagai seorang ibu, muslimah
memiliki peran dalam membentuk generasi muda yang merupakan asset bangsa secara
islami. Ibu yang memiliki keyakinan bahwa anak adalah amanah yang harus dijaga
akan menggembleng anaknya dengan keimanan yang kokoh sejak kecil sehingga
sehingga di kemudian hari anak mampu untuk menghadapi tantangan zaman, bahkan
mampu menundukkan lingkungan dan masyarakatnya untuk tunduk pada aturan Allah
SWT.
Faktor
eksternal adalah faktor dari luar yang menuntut muslimah untuk memebentuk peradaban.
Faktor ini adalah social, ekonomi, pendidikan, kesehatan dalam tugasnya untuk amar ma’ruf nahi munkar. Setelah
melaksanakan faktor internal, muslimah baru dapat melaksanakan kewajiban selanjutnya
yaitu sebagai anggota masyarakat, melalui aktivitas social atau dakwah atau bekerja
secara professional, dengan catatan harus seizin orang tua atau suami dan
sesuai dengan syariat Islam. Muslimah wajib berdakwah dimanapun Ia berada untuk
menegakkan nilai-nilai Islam, hal ini dapat dilakukan dari lingkup kecil sampai
yang besar, disini terlihat bahwa aktivitas seorang muslimah tiada lain untuk
mengemban amanah dakwah. Muslimah juga bertanggung jawab terhadap kemajuan
bangsanya.
Untuk melayani kebutuhan obyektif perempuan, muslimah dituntut untuk
menjadi seorang profesional di bidang tertentu. Misalnya profesi
bidan, perawat, dokter kandungan, dokter kulit dan kelamin wanita, penjahit
pakaian wanita, polisi dan pengacara untuk kasus-kasus kewanitaan, untuk memikul
tugas yang disebutkan di atas, kaum perempuan harus menggali dan menekuni
berbagai ilmu pengetahuan Muslimah juga diwajibkan untuk mengamalkan tiap ilmu yang dimiliki,
sehingga Islam tidak melarang muslimah untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya,
justru islam menganjurkannya. Banyak muslimah
yang bersekolah tinggi bahkan sampai profesor, ini tidak dilarang selama masih
dalam kodratnya dan tidak meninggalkan kewajiban internalnya, juga tidak lupa
mengenai tujuannya dalam menuntut ilmu. Sebagi contoh seorang Aisyah ra. yang memiliki kecerdasan dan hafalan yang
mampu meriwayatkan banyak hadist dan banyaknya para sahabat yang belajar
darinya, juga Khadijah ra. Seorang enterpreneur yang handal, ekonom terbaik,
dan mampu mendampingi Rasulullah di saat-saat tersulit menghadapi kaum kafirin.
Aisyah dan Khadijah adalah sosok yang cemerlang pada masa Rasulullah
Muhammad SAW, yang membuktikan ruang gerak muslimah berperan dalam pengembangan
peradaban Islam. Muslimah-muslimah masa kini harus
mengikuti jejak Aisyah dan Khadijah, yang dapat mengamalkan ilmu-ilmu yang
dimilikinya dan juga berperan dalam kemaslahatan umat, sehingga dapat membentuk
peradaban Islam di masa kini.
Untuk menjadi muslimah yang
berkualitas sehingga dapat membentuk peradaban kita harus melaksanakan faktor
internal dan eksternal sebaik-baiknya, kita tidak boleh memilih salah satunya.
Muslimah juga harus pandai memanajemen dan mengelola waktu kegiatannya dengan
baik, memilih mana yang prioritas dan mana yang bukan, sehingga tidak ada
kewajiban yang terbengkalai. Apabila semuanya telah berjalan dengan baik, keberadaan
muslimah mampu memberikan sebuah kontribusi nyata untuk membangun mental dan
karakter bangsa melalui perannya dalam keluarga, masyarakat dan agama. Dalam
setiap masanya muslimah diharapkan menjadi seorang cahaya yang dapat menerangi
peradaban Islam bagi keluarga, masyarakat,
negara, dan umat dengan berbagai kontribusinya melalui kemampuan dan
kecerdasannya dalam memanfaatkan segala potensi yang ada dalam dirinya.
Wa Allahu a’lamu bish shawwab.
(diikutsertakan dalam lomba artikel Rumah Cantik Muslimah, yang diadakan oleh Departemen Keputrian IMMNI Unwagati, dan belum berhasil menjadi salah seorang dari tiga pemenang:))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar