Soooo, abis hari pertama dan kedua, inilah hari ketiga kita di Yogyakarta. Hari terkahir. Tiket kereta kepulangan jam 15.30, dan masih ada beberapa jam lagi untuk berkeliling Yogyakarta.
can you see tourist over there? |
karena nggak kesampaian naik delman foto di dekatnya pun ora papa |
KE-RA-TON |
Kita memutuskan untuk ke Keraton Ngayogyakarta. Jalan kaki sambil lewat Malioboro, membeli yang belum dibeli kita jalan terus ke Keraton. Sampe Keraton, duduk dulu sebentar karena nggak paham masuknya lewat mana. Setelah tanya, ternyata masuknya lewat samping, ke pagelaran dan siti hinggil. Muter bentar terus keluar. Kami fikir keratonnya udah sampai situ aja, taunya masih banyak lagi spot yang lain yang HTM nya pun beda lagi. karena lelah , kami memutuskan untuk nggak masuk-masuk keraton yang lainnya. Tadinya berencana mau langsung ke hotel, check out terus balik.
Tapi aku pengen banget ke Tamansari. Aku merujuk ke mereka "Tamansari tuh di fotonya bagus, kesana yuuuk, mumpung di jogjaaaa". Rujukan akupun berhasil, mereka mau temenin aku ke tamansari. hehe. Dari keraton ternyata cukup jauh ke tamansari, kita ngebecak lagi. Sampe Tamansari, Linda Nining udah cemberut dan kelelahan. Aku masih excited banget. Akhirnya aku dan Fitri yang jalan-jalan, Linda dan Nining tunggu di depan Tamansari. Jadi Tamansari itu ternyata nggak satu tempat. Yang kita masukin baru pemandiannya aja. Ada guide yang bersedia buat nganterin kita ke tempat-tempat yang lainnya. Well, kalo nggak dianter sama guide mungkin kita nggak tau kalo ada tempat lainnya, soalnya tempatnya nyatu sama pemukiman penduduk. Lewatin pemukiman, banyak tembok yang di batik, keren lah pokonya. Kita diajak ke bunker, masjid melingkar, dan lainnya. Tempat yang biasa dilihat di tv aku kunjungin sendiri hehe. Hawanya beda-beda. Yah you know what I mean. Setelah puas berkeliling, kami pun naik becak dan pulang ke hotel buat check out and go home~
look! #instasky above me~ |
mereka sudah lelah dan ingin pulang |
itu atapnya kena gempa *infoguide* |
masih nggak habis fikir, how to ngebatik in the wall? |
Sampai hoteel, bebenah barang-barang bawaan. Barang-barang yang tadinya cuma dikit menjadi dua kali lipat banyaknya. Nggak paham deh beli apa aja, Bisa sampe banyak kaya gitu. Stelah beres dan pamitan sama yang punya hotel kita pergi ke Lempuyangan pake travel SoSweet (lagi). Selain rekomendasi bapak hotel juga pemaksaan mas-mas yang lainnya. Sampe Lempuyangan kita langsung naik keretanya. Perjalanan pulang ini diwarnai dengan canda tawa tanpa tidur. Enam jam bermain kartu, sambil lempar-lemparan cemilan juga canda. "Jadi uangnya tinggal berapa", "Sebulan kedepan puasa ya!", atau "Abis ini kita mau kemana lagi" :)).
Kita berempat buta Jogja, tapi kita berempat bisa menaklukan jogja. Ya, kita berempat. Karena ketakutan sesungguhnya ialah ketakutan melawan rasa takut itu sendiri. Ini akhir perjalanan aku dan sahabatku berkelana jogjakarta. Kota yang awalnya hanya jadi angan. Next time, bakal ada perjalanan lagi, yang lebih menyenangkan, pasti.
Bukan berapa banyak uang yang habis dibelanjakan. Bukan berapa hari yang kita habiskan. Bukan sejauh apa perjalanan yang kita lewati. Tapi pengalaman terindah bersama sahabat yang tak akan dapat digantikan atau dibeli dengan apapun. Pengalaman sebelum memasuki masa kerja sesungguhnya. Pengalaman yang mungkin takkan terulang. Pengalaman bagi kami, empat orang sahabat semasa kuliah. Pengalaman ini membayar semuanya!
Money can not buy many things, experience one of them.
(Sepulang dari Jogja, kami langsung kembali menghadapi rutinitas masing-masing. Ada yang bekerja, mengajar, juga ngeles. Dan perjalanan ini bikin cerita baru, tiap kita ketemu. Udah kaya radio yang disetel kaset, kemudian di rewind terus menerus)