Apa yang membuat tidak masuk sekolah? Tentunya hanya tiga
hal, sakit, izin dan alpa. Sakit, biasanya siswa tidak masuk sekolah
dikarenakan sakit berat, paling ringan sakit kepala, paling berat mungkin
sampai dirawat di Rumah sakit. Kalau sekedar pilek dan batuk saja, yaaa masih
bisa berangkat sekolah kan? Izin, kebanyakan siswa izin kalau tidak keluar kota
biasanya ada acara keluarga yang harus dihadiri, yah kalau ke rumah tetangga
sebelah saja tidak mungkin samapai izin kan? Alpa, nah kalau alpa biasanya buat
siswa yang malas ke sekolah, atau bagi siswa-siswa yang lupa member kabar pada
sekolah kenapa mereka tidak masuk.
Eits, itu mungkin kebiasaan waktu aku sekolah. Lain halnya
disini. Setiap hari aku mengajar pasti selalu ada siswa yang absen. Ya diantara
tiga alasan paling top adalah alpa. Apalagi hari Senin, hari dimana ada pasar,
satu kelas paling hanya berisi setengahnya, sisanya? Entahlah. Banyak siswaku
yang menjadi tukang ojek dadakan ketika hari pasar, maklum sekolah siang pagi hari
bisa cari duit dulu, siangnya? Bolos sekolah. Mungkin ini agak dimaklumi,
mereka lelah karena ngojek. Yang lain? Nah, hari pasar itu adalah hari mejeng,
bahasa Indoneianya mungkin nge gaul di pasar. Jangankan yang ngojek, yang Cuma
jalan-jalan di pasar saja banyak yang tidak masuk sekolah. Selain hari pasar
juga banyak yang alpa. Alasannya beragam. Ketika musim tanam, ramai-ramai
banyak yang tidak masuk sekolah karena tanam, ketika panen juga serupa. Atau
tiba-tiba mereka pesiar ke Kupang. Sekolah? Sepi.
Lain halnya dengan izin. Pernah orang tua kalian ke sekolah
untuk meminta izin? Disini juga da orang tua siswa yang minta izin anaknya
tidak masuk sekolah. Ketika ditanya alasannya “saya minta izin anak saya satu
minggu, mau bantu tanam di kebun atas.” Kaget? Aku pun demikian. Ada juga anak
yang minta izin langsung kepada kami “Ibu saya minta izin tiga hari, mau bantu
orang tua pasang seng rumah.” Ada juga yang “Ibu, si A izin sekolah mau
mencuci.” Masih banyak alasan-alasan yang kadang bikin cengo di sekolah. Antara
iba, gak tega kasih izin, atau kaget karena alasan izinnya.
Nah kalau sakit, kadang sakit yang di buat-buat. Ketika aku
iseng absen di kelas, lalu ada yang sakit, aku langsung bertanya “Sakit apa?”,
temannya langsung menjawab “Sakit pilek bu!”. Awkey, mungkin pileknya sampe ga
bisa bangun lagi ya, mungkin,
Inilah potret kehidupan disini. Banyak siswa yang sekolah
seperti puasa senin kamis atau puasa daud, atau yang lebih ekstrim belajar gak
pernah hadir, giliran ujian datang tepat waktu. Terlambat udah jadi makanan
sehari-hari. Kadang aku berfikir, sekolah siang saja banyak yang terlambat,
apalagi sekolah pagi. Banyak yang gak masuk sekolah kali tiap harinya.
Sekolah memang bukan menjadi prioritas utama bagi mereka.
Sekolah menjadi sebuah sarana hiburan atau tempat berkumpul bersama
teman-teman. Mereka juga kadang bingung untuk apa sih sekolah? Kadang yang
membuat aku sedih adalah ketika mereka tidak mempercayai kemampuan diri mereka
sendiri dan membandingkan “ini kampung bu, beda dengan kota.” Bagiku, tidak ada
yang berbeda. Semua sama, jika mereka berusaha sungguh-sungguh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar