Bapa desa mau punya hajat. Sebagai anak angkat bapa desa
yang baik hati harus ikut berpartisipasi dalam acara Bapa Desa. Kan tidak enak,
masa pesta di orang lain ikut heboh tapi dorang tua sendiri tidak. Masalahnya
Nesya ada di Jakarta dan aku berada di Kupang. Bapak menelponku memberitahu
bahwa tanggal 29 Desember pesta anak-anak Sidi dan Angga dibaptis. Dari nada
suaranya sepertinya bapa sangat berharap aku ikut.
Janjian dengan anak bapa yang kuliah di kupang kami
berangkat. Aku mengajak teh kiki untuk turut serta. Sebelum berangkat
terjadilah drama. Anak bapa desa memesan kursi untuk tiga orang, bus Om sultan.
Aku dan the kiki berangkat dari Oesapa. Kami tunggu, bis om sultan lewat dan
penuh sesak, aku tidak jadi naik. Anak bapa telah menungguku, tapi justru dia
naik bis yang lain dan sudah jalan. Akhirnya aku mengejar bis ke Oelamasi,
dengan perasaan kesal karena tidak dapat bis. “pokonya kalo ngga dapet bis kita
pulang aja.” Ujarku pada the kiki.
Sampai Oelamasi untungnya ada bis yang memang menungguku.
Sepanjang perjalanan yang exited adalah teh kiki, maklum penempatannya di
Takari, daerah gunung. Sepanjang perjalananku adalah laut, mata dia langsung
segar melihat pemandangan laut yang aduhai. Perjalanan masuk dan keluar kali
membuat the kiki berkata “Gila jalanannya parah banget.” Yap, inilah Amfoang.
dibelakang kali yang banjir |
Pesta berlangsung sampai malam atau bahkan samapi pagi, tapi
aku dan the kiki pulang lebih awal. Pagi-pagi sekali bus sudah datang, aku
pamit ke Bapa yang masih dalam suasana pesta (maklum pesta disini sampai
siang). Muka Bapaseperti bertanya-tanya “Ko pergi lagi”. Tapi aku langsung
bilang ke Bapa “Urusannya belum kelar.”
bus mogok, sama-sama doorooong |
fatkolo |
Sepanjang perjalanan aku hanya tidur, tapi di tengah
perjalanan aku harus bangun karena bus yang mogok di daam kali. Panik, karena
musim hujan dan kemungkinan banjir datang bisa kapan saja. Penumpang di dalam
bus juga Cuma sedikit. Akhirny aku the kiki dan penumpang yang tersisa lain
ikut membantu tarik bus. Berkali-kali tak kunjung jalan. Sampai kami makan
mangga juga tak kunjung jalan. Hampir putus asa tapi untungnya bus kembali
jalan.
Perjalanan kali-kali sudah mulai banjir. Bus harus mampu
melewati kali yang berair. Kufikir seperti di film-film. Hehe. Karena penumpang
yang sedikit kami bebas minta turun ke supir. Lihat pantai turun untuk foto.
The kiki paling heboh.
Sore sampai Kupang, dan kami langsung di ajak ke Pulau Semau.
Merasa hebat karena bisa pulang pergi amfoang. hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar