GGD merupakan singkatan dari Guru Garis Depan, yaitu
guru-guru yang telah mengikuti program SM3T dan PPG, lalu mengikuti tes cpns
formasi khusus dan ditempatkan di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
SMA tempatku bertugas mendapatkan 3 orang guru GGD, kedatangan mereka membuatku
berpikir…
Mereka hebat, mau mengajar di daerah terpencil, bukan
sepertiku yang hanya satu tahun. Mereka harus mengajar di daerah penempatan
minimal 5 tahun baru boleh mengajukan mutasi. Bagiku itu hal yang sangat jauh
dari bayanganku harus tinggal seumur hidup di daerah seperti ini. Hidup berumah
tangga dengan kondisi tempat yang tak menentu atau membesarkan anak dengan
lingkungan yang keras.
Memang kenyataannya GGD mendapatkan financial yang sangat
cukup bagi seorang guru, gaji pokok dan tunjangan-tunjangan lain yang bisa
membuat kantong tebal. Aku tahu amat tahu hidup harus realistis, tapi hidup
bukan semata-mata tentang uang kan? Aku hanya takut nanti pada akhirya menjadi
sampah birokrasi seperti apa yang dikatakan oleh temanku. Mengejar PNS tapi
ujungnya malah tidak mengajar.
Disini banyak sekali PNS yang hanya mengajar setahun sekali
tapi mendapat gaji penuh. Bukankah berarti kita bersikap tidak amanah? Mengejar
uang tapi tanpa kerja, sama saja dengan kita korupsi. Dapet duit iya kerjanya
tidak ada. Menurutku GGD ini adalah kegiatan mulia, yang seharusnya untuk
orang-orang mulia yang bukan semata-mata hanya mengejar PNS, lalu selebihnya
sibuk mutasi sana sini karena tidak mau mengajar di daerah terpencil.
Seharusnya, ketika mengikuti GGD, berarti kita memang telah
siap dengan konsekuensinya dan membaktikan diri kita mengabdi mencerdaskan anak
bangsa. Terdengar klise memang, tapi aku yakin pemerintah telah membuat program
ini untuk mencerdaskan anak bangsa bukan semata-mata untuk memberikan “hadiah”
PNS kepada para peserta SM3T.
Hmm, entahlah. Aku pun belum tahu akan mengikuti GGD atau
tidak. Banyak pertimbangan yang aku pikirkan. Yang utama adalah karena aku
perempuan. Ah, sudahlah SM3T saja belum kelar, PPG sama sekali belum. Aku masih
memiliki waktu kurang lebih satu tahun untuk memikirkan semua ini. Yang jelas
seperti yang pernah kakakku bilang “rejeki itu bukan hanya PNS”. Tuhan Maha
Mengetahui mana-mana yang baik bagiku, keluargaku, agama juga bangsa.
Wallahualam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar