Masih di bis dalam perjalanan Amfoang-Kupang seorang teman
mengirim sms padaku
“Ky, mau ikut ke pulau semau ngga?”
Aku yang belum pernah ke pulau semau langsung mengiyakan
ajakan tersebut, begitupun teh Kiki. Sampai Kupang kami langsung mandi dan
buru-buru ke Pelabuhan, teman kami sudah menunggu disana. Naik kapal hanya 20
menit dari pelabuhan Tenau ke Pelabuhan Semau. Eh, naik kapalnya besar? Bukan,
kapal kecil tapi bisa mengangkut penumpang, ternak bahkan kendaraan.
Kami langsung naik ke kapal. Fyi: aku agak takut sebenarnya
pergi ke pulau ini. Maklum banyak yang bilang pulau disini “keras”, masih
banyak suanggi (santet red.), tapi dengan iming-iming keindahan alam kami
nekat, lagipula juga ada teman yang ditempatkan disana, paling tidak agak aman.
Sampai pelabuhan Semau, kata temanku kami naik ojek. Penempatan temanku tidak
jauh dari pelabuhan, tapi bayar ojeknya Rp15.000. Seperti kebanyakan orang
disini, jauh selalu dibilang dekat.
Sampai rumah teman penempatan, jauh dari bayanganku. Gilak,
ini penempatan yang paling oke pikirku. Bayangkan, rumahnya berlantai keramik,
dengan wc kloset. Mereka tinggal dengan orangtua angkat yang keduanya PNS, baik
sekali. Hanya satu yang kurang dari tempat penempatan temanku ini, TIDAK ADA SINYAL.
Tiap malam selama disini kami naik ke bak penampungan air hanya untuk mencari
sinyal.
Malam pertama, kami disuguhkan makanan cumi. Aaak, sudah lama
aku tidak makan cumi. Keesokan harinya kami berencana jalan ke pantai gunung
liman, pantai yang katanya gagah. Yang susah di pulau ini adalah
transportasinya. Kami menyewa mobil pick up 700 ribu. Mahal? Itu justru yang
paling murah.
Perjalanan dimulai. 2 jam perjalanan offroad melewati hutan
yang gersang. Panas yang aduhai, tapi semuanya terbayar ketika melihat air
pantai yang biru dan pasir yang putih. Bibir tak henti mengucap kebesaran-Nya.
Gak perlu ke Bali dan Lombok, disini di Pulau yang banyak orang tidak ketahui
tersimpan keindahan alam. Langsung, kamera bekerja.
Tapi sayangnya pantai yang begitu indahnya, tidak boleh kami
berenang disana. You know lah, yang tadi aku bilang pulau ini “keras”. Kalau
sudah dibilang tidak boleh kami manut saja. Kami hanya mengagumi keindahaan
alamnya dari pinggiran pantai. Ohya, pantai ini memiliki bukit. Dari atas
bukit, kami bisa melihat garis pantai dan pulau seberang, aku lupa nama puaunya
apa. Makanya dikatakan ‘Pantai Gunung Liman”, karena ada gunungnya.
Setelah puas di Pantai Gunung Liman, kami pergi ke Pantai
Otan. Disana ada teman penempatan SM-3T juga. Mereka tinggal di mes guru, jauh
berbeda dari teman yang penempatan yang kami pertama datang. Di belakang Mes
mereka itu pantai otan. Wuih, keren juga. Pantainya pasir putih, ombaknya bisa
buat surfing, tapi kita orang baru tidak diperkenankan untuk bermain di dalam
airnya. Cukup di pasirnya sebentar.
Selepas bermain kami lanjut pulang kerumah demi mengejar
kapal dan tahun baru di Kupang. Tapi apa daya ternyata ombak sedang tidak
bagus, kita tidak diperbolehkan pulang sekarang. Jadilah kita bertahun baru di
semau. Tapi, jangan sedih. Persediaan makanan tahun baru disini sangat lengkap,
dari mulai sofdrink sampai makanan ringan semua ada. Ada pawai juga,orang-orang
mengendarai motor berputar-putar di area perkampungan. Tahun baru selesai dan
esoknya kita pulang.
Pantai Gunung Liman |
Pantai Otan |
Pelabuhan |
Jadi, liburan kali ini paling tidak aku keluar pulau. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar