Selasa, 14 Maret 2017

Being a jobseeker (again)


Menjadi fresh graduate lagi berarti siap untuk menjalani hidup sebagai jobseeker (lagi). Dan untuk yang kedua kali, bagiku ini tak mudah. Di usia yang seharusnya sudah menghasilkan, tapi kenyataannya masih mencari kerja memang tak mengenakkan. 

Lulus PPG pada akhir Januari, aku mulai melamar pekerjaan. Bayangan lulus langsung bekerja, pupus. Karena starting point ku yang salah. Ya, dalam dunia pendidikan, lowongan pekerjaan akan dibuka pada tahun-tahun ajaran baru which is, bulan Juli dan Januari, berarti harus mulai melamar pada bulan-bulan sebelumnya. Dan aku terlambat.

Awal Februari, aku mulai stress. Aku juga aneh, baru lulus satu minggu. Aku mulai galau, akan kemana nantinya aku kerja. Dan ibuku melarang aku untuk “pergi” lagi, alias aku harus menetap di Cirebon. Ketika mendapat panggilan kerja di luar kota, terjadilah drama, yang akhirnya aku mebgalah. Aku akan bekerja di Cirebon.

Aku terlalu ngoyo dalam mencari pekerjaan. Aku memiliki proyeksi-proyeksi ke depan yang ternyata tak sejalan dengan kenyataan. Stress pada minggu-minggu pertama. Sampai ketika seseorang mengatakan “niat kamu apa cari kerja?”. Ternyata ada yang salah, niat. Nitaku salah selama ini. Aku pun mulai memperbaiki niatku. 

Kemudian aku mengikuti tes di salah satu sekolah. Setelah tes berkali-kali pada akhirnya, aku dinyatakan diterima bekerja. Tapi, aku ragu. Entahlah, bagi seorang jobseeker sepertiku, diterima bekerja rasanya pasti akan senang. Tapi berbeda. Dengan pertimbangan matang, aku pun memutuskan untuk tidak mengambil pekerjaan yang padahal pernah aku impikan. Ternyata memilih pekerjaan, lebih sulit dibanding mencari pekerjaan.

Rizki di sisi Allah luas. Aku pun berdoa, agar diberikan pekerjaan yang terbaik buatku. Aku bukan pilih-pilih pekerjaan. Aku hanya mencari yang terbaik, yang mudah-mudahan lelahnya menjadi lillah. Seperti yang temanku bilang 
Pekerjaan itu ibarat rumah. Kita harus nyaman tinggal di rumah itu, karena hampir sepertiga waktu kita dalam sehari akan dihabiskan di dalamnya. Ketika mendapat suasana rumah yang tidak nyaman, pasti kita ingin cepat-cepat pergi dari rumah tersebut. Carilah rumah yang nyaman, membuat kamu senang, dan kamu bahagia tinggal di dalamnya. 
Dan aku sedang mencarinya.