Kamis, 15 Juni 2017

Pelajaran Hidup; Mamang Cuankie


source : google
Beberapa malam belakangan, saya rasanya berat sekali untuk pergi tarawih di Masjid. Ada saja alasannya, dari mulai belum mandi sepulang kerja (padahal saya pulang jam 3 sore), capek, atau nanti kalau di masjid shalat tarawihnya lama (?). Oke itu adalah sebagian alasan saya untuk tidak ke masjid. Saya melakukan tarawih di rumah, tidak ada yang salah, namun lebih cepat, sangat cepat.

Setelah beberapa hari absen ke masjid, akhirnya saya mulai tarawih lagi. Sepulang tarawih, saat di jalan saya berpapasan dengan mamang cuankie. Mamang cuankie berjalan, sambil membunyikan kentongan kayu tanda suara khas tukang cuankie.

Kemudian saya berpikir. Mungkin banyak orang-orang yang ingin tarawih di masjid, tapi karena harus mencari nafkah, mereka tidak bisa shalat di masjid. Lalu, kenapa dengan saya yang mendapat kemudahan untuk pergi ke masjid, beribadah dengan leluasa, tapi menyia-nyiakannya?

Banyak hal di dunia ini yang saya sia-siakan yang padahal orang lain belum tentu mendapatkan kesempatan seperti saya. Mungkin pramusaji di restoran-restoran ingin berbuka puasa dengan keluarga, tapi karena harus bekerja, mereka tidak bisa berbuka bersama dengan keluarga.

Lagi-lagi, saya kurang bersyukur. Mudah-mudahan di Ramadhan ini akan lebih banyak hikmah dan perubahan ke arah yang lebih baik. Aamiin.