Sabtu, 18 Mei 2013

Hati-hati penipuan lewat telepon genggam

Sore ini ketika saya pulang ngeles, saya ingin memasukkan motor ke dalam rumah, tiba-tiba mama bilang, motor jangan dimasukkan, dengan wajah panik, gemetar sambil terus berbicara di telepon, entah telepon dari siapa. Mama yang panik langsung minta antar saya ke konter pulsa di ruko. Mama hanya bilang Mang Ali (paman saya) kena tilang, polisinya minta pulsa 100 ribu, uda mama kirim, tapi katanya salah nomer, minta dikirim lagi ke nomer yang ini, kata polisinya jangan bilang-bilang kalo yang minta pulsanya polisi. Mama keukeuh saat itu, saya tau mama orangnya panikan, apalagi menyangkut saudara, pasti sebisa mungkin mama bantu. Saya curiga ini penipuan "mama minta pulsa" yang marak beberapa waktu itu. Mama itu orang awam tentang handphone, megang hape juga baru beberapa bulan ini, dan hanya digunakan untuk telepon atau menerima telepon. Saya coba menenangkan mama, dengan bilang ini mungkin penipuan, tapi mama keukeuh.  Si orang itu nelpon lagi, dan saya angkat telponnya.
O: Gimana, uda dikirim belum bu?
K: Maaf, ini siapa ya, saya anaknya bu Lina?
O: Ibu Lina nya kemana? Udah pergi ke konter belum?
K: Iya sudah mas (padahal mama ada di sebelah saya)
O: Anda ngga tau saya siapa? saya bukan tukang baso, jangan panggil mas, saya polisi. Pak Ali terkena razia. Hubungan Anda dengan pak Ali apa?
K: Pak Ali paman saya pak, razia apa pak?
O: Razia huru hara, anda tau ngga?
Karena kesal, saya diam saja, sampai si oknum tersebut mematikan telpnya. Jujur, di telepon si oknum yang katanya polisi itu suaranya nyeremin banget, sok tegas, bagaikan mau nikam saya. Saya hanya mikir, razia huru hara? apaan tuh? mama bilang Mang Ali kena razia gabungan yang ada di larangan, pas sebelum magrib, dan sebelum magrib itu di cirebon hujan besar, banget. Saya mulai pikir, ini pasti penipuan. Tapi, mama tetep keukeuh.
Sampe konter, mama langsung ke mas yang tadi ngisiin pulsa, dan bilang kalo nomornya salah, masmasnya bilang kalo pulsanya udah masuk. Mama langsung nyuruh mas-mas buat ngisi ke nomer yang kata si oknum bener. Saya ngode ke mas-masnya kalo jangan diisi.Saya tanya ke mama polisinya bilang apa, terus mama bilang jangan bilang-bilang itu dari polisi. Saya berusaha tenangin mama yang makin panik, terus mas-mas konter yang ngeliat gerak-gerik saya dan mama juga ikutan nimbrung dan menasehati. Dia bilang "Ibu tenang dulu, ini ih==nih mdus penipuan, kemaren-kemaren juga ada yang begini, minta telpon isiin pulsa, taunyanomernya salah, minta isiin lagi, gitu seterusnya. Ibu sekarang cek aja, yang Pak Ali itu ada dimana". Saya langsung coba menghubungi Mang Ali, tapi ngga diangkat. Dan si oknum terus menelpon mama, saya saking penasarannya, pengen tau suara Mang Ali ini, suaranya apa bukan. Pas saya denger suaranya, saya yakin sekali ini bukan mang Ali, jelas-jelas mang Ali orang sunda, tapi Mang Ali yang ditelepon malah ngomong jawaan medok. Wah, ini penipuan. Saya dan mas konter coba jelasin ke mama, kalo ini tu cuma penipuan, atau mungkin mama di hipnotis lewat hape, halah. Saya dan mama pun akhirnya pulang ke rumah, masih dengan perasaan waswas. Kemudian, hape saya bunyi, pesan dari mang Ali, dan dia bilang "kenapa? ada dirumah"
Ahh, mama jadi korban penipuan, sampai sekarang si oknum gak nelpon-nelpon lagi. Dan, saya pun akhirnya tau kronologis sebenarnya. Gini awalnya
(Telepon diangkat Bila)
B: Halo
O: lagi apa?
B: ini siapa?
O: masa ngga apal suaranya?
B: Siapa sih? Mang ali tah?
Nah kemudian telepon berpindah tangan ke mama, dan si oknum mengaku sebagai mang Ali.

Well, ini memang palajaran bagi mama, saya atau siapapun, yang ngga boleh panik kalo ngedenger kabar apapun, dan jangan mudah percaya dengan telepon dari seberang. 
Dan, untuk para oknum yang bersangkutan, duh ya, udah gak jaman kali nipu-nipu kaya gitu.Mending orang yang kalian kasi kabar hoax cuma panik, kalo jantungan? situ mau tanggung jawab. Carilah rejeki dengan cara yang halal, belilah pulsa di konter, bukan nipu!
Sekian.

Selasa, 14 Mei 2013

Tuhan, bolehkah aku mengeluh?


Tuhan bolehkah aku mengeluh?
Tapi sebelumnya aku minta maaf
Karena tak sepantasnya aku mengeluh
Tapi, aku hanya bingung harus mengeluh pada siapa
Dan aku temukan Kau, Tuhan
Semoga Kau tidak marah ya atas keluhanku

Tuhan, bolehkah aku mengeluh?
Aku mulai bosan dengan ini Tuhan
Iya, aku tahu aku baru sedikit menjalankannya
Tapi aku fikir, aku mulai lelah
Mungkin, jenuh lebih tepatnya
Terkadang aku ingin semua yang kulakukan *tring* kemudian selesai
Tapi Tuhan, tidak semudah itu kan?
Semuanya harus melalu proses, proses dimana aku harus belajar
Dan pelajaran itu akan memberiku pengalaman
Dan pengalaman akan menuntun hidupaku
Ya, aku tahu Tuhan, terimakasih.

Tuhan bolehkah aku mengeluh?
Aku lelah dengan pekerjaanku
Iya, aku tahu semua pekerjaan itu melelahkan
Tapi aku fikir mengapa pekerjaanku tak seringan mereka?
Aku ingin seperti ilmu ekonomi sediit usaha tapi hasil yang banyak
Tapi Tuhan, bukan begitu kan kerja-Mu?
Engkau melihat proses, bukan hasilnya
Karena proses memerlukan waktu
Dan waktu dan kuasa-Mu yang akan memberi hasilnya
Ya, aku tahu Tuhan, terimakasih.

Tuhan bolehkah aku mengeluh?
Aku iri dengan mereka
Yang tak perlu bersusah payah untuk dapat yang mereka inginkan
Iya, aku tahu aku tak boleh iri
Tapi hidup mereka sepertinya tak sesulit hidupku
Semuanya serba menyenangkan
Tapi Tuhan, rizki-Mu sudah diatur kan?
Mana yang bagianku, mana yang bagian mereka
Semuanya tidak akan tertukar
Karena Engkau maha Adil dan Maha Kaya
Ya, aku tahu Tuhan, terimakasih.

Tuhan, bolehkah aku mengeluh?
Kenapa doaku belum Kau kabulkan?
Yang kufikir ikhtiar dan doaku sudah maksimal
Iya, aku tahu aku harus sabar
Tapi aku ingin semuanya cepat
Aku ingin semua doaku Kau kabulkan
Tapi Tuhan, Kau lebih tahu kana pa yang baik buatku?
Doaku mungkin Kau kabulkan langsung
Mungkin Kau pending
Atau mungkin Kau gantikan dengan yang lebih baik
Karena Engkau Mengetahui apa yang tidak aku ketahui
Ya, aku tahu Tuhan, terimakasih.

Tuhan, maafkan aku yah terlalu banyak mengeluh.
Padahal, Engkau telah begitu baik padaku.
Sekarang aku temukan jawabannya.
Tapi Tuhan, jangan marah yah kalo kadang aku mulai mengeluh pada-Mu lagi.
Karena kadang, aku butuh jawaban-Mu, buakan dari manusia yang sama denganku.
Terimakasih Tuhan.

Minggu, 12 Mei 2013

BELANDA : "Mengatasi Masalah dengan Masalah"


Siapa yang tidak tahu beasiswa Erasmus mundus? Erasmus Mundus adalah beasiswa berbasis dana hibah Uni Eropa dimana penerima beasiswa dapat berkuliah di paling sedikit di 2 universitas dan 2 negara anggota Uni Eropa yang berbeda dengan Ijazah double, multiple, joint degree dan juga tunjangan yang sangat menggiurkan. Tapi siapa sangka beasiswa Erasmus mundus diambil dari seorang bernama Desiderious Erasmus Rotterdamus, seorang Ahli Theologi dan Humanis kebangsaan Belanda abad ke-15 yang belajar di sekolah monastik terbaik di berbagai negara Eropa dan terkenal sebagai pelajar terpandai pada masanya.

Ternyata, Belanda telah melahirkan banyak tokoh seperti Desiderious Erasmus Rotterdamus yang namanya diabadikan untuk nama beasiswa bergengsi. Belum lagi banyaknya peraih nobel yang berasal dari Belanda. Ataupun ilmuwan Belanda yang diakui dunia. Wah, penasaran, apasih yang membuat Belanda dapat melahirkan tokoh-tokoh diatas? Yap, salah satunya adalah sistem pendidikannya.

Sistem pendidikan yang dianut oleh Belanda adalah Problem Based Learning (PBL) yang saat ini diikuti Indonesia dan Negara-negara lain. PBL atau pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi untuk belajar. PBL membuat Pembelajaran teacher centered berubah menjadi student centered, membuat siswanya berfikir keratif, kritis serta inovatif. Adalah Maastricht University sebagi pioneer, pengembang dan ahli di bidang PBL selama lebih dari 35 tahun.

Kalau di flashback, trnyata negara Belanda memiliki banyak masalah, masalah utama yang paling signifikan adalah dataran yang rendah. Dataran rendah ini mengakibatkan dua pertiga dari wilayah Belanda termasuk wilayah rawan banjir. Untuk mengatasinya, pemerintah membuat tanggul, bendungan, dan kincir angin.

Pada tahun 1912 terjadi badai dan banjir besar. Sehingga Belanda membuat tanggul yang bernama Afsluitdijk, dengan cara “mengeringkan air laut”, yang dapat menimbulkan masalah baru bagi Belanda, namun dengan teknik modern, kegigihan, kerja keras dan inovasi, Aufsluitdijk berhasil dibangun dan merupakan proyek konstruksi bendungan yang luar biasa yang mampu membelah Laut Selatan.


Nah, inilah yang menjadi senjata Belanda melawan banjir.  Dan, tidak dapat dipungkiri, tanggul, bendungan, kincir yang digunakan Belanda untuk mengatasi masalah, justru menjadi daya tarik tersendiri bagi Belanda. Seolah, ketiga hal tersebut menjadi ciri khas Belanda.

Masalah kompleks satu ini menegaskan bahwa, Belanda mengatasi masalahnya dengan masalah, dan menjadikan masalah sebagai sebuah solusi penyelesaiannya. Disini terlihat bahwa kekokohan Belanda saat ini adalah hasil dari tempaan masalah alam yang dialami negaranya secara menahun.


Walaupun PBL baru 35 tahun yang lalu dikembangkan di Belanda, namun penyelesaian masalah lewat masalah ini telah Belanda terapkan sejak ratusan tahun yang lalu, terlihat dari inovasi-inivasi Belanda terhadap berbagai masalah negaranya. PBL dikembangkan sangat baik di Belanda, dibuktikan dengan banyaknya universitas riset yang ada di Belanda yang bahkan 85% diantaranya  masuk dalam 200 universitas terbaik di dunia. PBL yang awalnya diterapkan Universitas Maastricht di bidang kedokteran, sekarang dapat diterapkan di segala bidang, dan bahkan dapat memajukan Negara Belanda. Dan Indonesia, boleh loh menerapkan PBL, agar mahasiswanya dapat berfikir think out the box, sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan Indonesia yang lebih runyam dibanding Belanda J
"Karena jika masalah dibiarkan menjadi masalah akan tetap manjadi masalah, namun jika masalah diselesaikan dengan masalah dapat menjadi solusi yang menyelesaikan masalah." Berfikir global, bertindak local!