Kamis, 20 November 2014

Cerita 6 : Bertemu teman satu penempatan

“SK penempatan bisa berubah, dan akan selalu berubah, bahkan ketika sampai tempat penempatan.” Begitu yang senior katakan sebelum pulang ke Jawa. Selama penempatan belum fix aku selalu berdoa.

 “Ya Allah, semoga aku ditempatkan di tempat yang ada air, ada listrik, ada sinyal, dan ada teman”

Satu minggu, setelah pembacaan SK saat pembukaan, penempatan selalu berubah. Dan tempat penempatan aku dan teman-teman  pun ikut berubah. Awalnya saat dibacakan SK aku ditempatkan di SMP 12 Takari bersama seorang laki-laki anak UNJ. Kemudian aku dipindahkan ke SMA N 1 Amfoang Barat Daya, seorang diri. Aku mulai panic. Seorang diri di tempat orang. Lalu aku pindah lagi ke SMA N 1 Amfoang Barat Laut bersama seorang laki-laki anak UPI juga, Taufik. Pacar temanku di Cirebon. Ah, laki atau perempuan paling tidak ada temannya. Agak sedikit takut menghadapi penempatan nanti bagaimana, tapi yang lebih takut adalah Mama dan yayu. Saat aku beritahu mereka ditempatkan dengan laki-laki mereka langsung heboh. Dari mulai menyuruh aku minta pindah, hubungi kepala dinas dan lain sebagainya. Dan, doa mama terkabul. Di akhir-akhir perubahan SK, aku ditempatkan dengan perempuan, Virgia Yanesya yang biasa dipanngil Nesya. Dia anak sejarah UNJ. Taufik dipindahkan ke  Pulau Semau. Mama bahagia dan aku tenang.

Kami lalu bertemu di serambi LPMP, untuk ngobrol tentang barang bawaan. Dari percakapan aku tahu kalau Nesya non muslim. Well yeah aku harus siap untuk sholat puasa nanti seorang diri. Dia orang Jakarta, mama manado dan papanya Kediri.

Kali pertama bertemu Nesya aku bisa simpulkan dia cerewet. Sama sepertiku, nampaknya kita akan cocok.Dia lebih ribet dariku, terlihat dari barang bawaannya yang sangat banyak.  Kami berbelanja bersama untuk kehidupan nanti di Amfoang.
Lalu aku berdoa lagi.

“Ya Allah, semoga dalam satu tahun perjalan ini aku akan baik-baik saja dengan Nesya.”

Maklum saja, ini adalah kali pertama aku hidup dengan seseorang yang bukan keluarga atau kerabat dekat. Kali pertama aku hidup dengan orang yang baru aku kenal sehari tanpa tahu latar belakang dan kehidupannya.


Ini semua kali pertama bagiku...

Cerita 5 : Hari-hari di Kota Kupang

Kami fikir, setelah datang di Kupang, kami akan langsung di bawa ke tempat penempatan. Tapi ternyata tidak demikian. Kami menunggu kawan-kawan dari UNJ kloter kedua. Kabarnya mereka akan datang tanggal 3 September. Untuk mengisi hari aku dan teman-teman dari UPI pesiar-pesiar keliling kota Kupang.

Tujuan pertama adalah Mall. Serasa anak kota yang jauh dari peradaban, kami semua Nampak bahagia melihat di Kota Kupang ada Hypermart dan Ramayana. Sedikit norak sih, entahlah ngapain juga jauh-jauh sampai nyebrang laut kalau yang dicari hanya mall. Iya itu hanya awal-awal. Hanya mencari barang-barang keperluan kami untuk di penempatan. Dari LPMP hanya cukup satu kali naik otto (angkot)  lampu 7, kita su sampai. Pertama kali naik otto disini agak kaget. Ottonya heboh dari segi penampilan dan suara. Bagaimana tidak, disekeliling tempat duduk penumpang ada speaker. Banyak yang bilang seperti diskotik berjalan. Dan memang benar, untuk memberhentikan saja kita harus teriak atau bahkan tepuk tangan. Tapi otto disini hemat, jauh dekat cukup bayar Rp.2000. Terus jangan harap malam-malam dapat otto. Otto disini hanya beriperasi sampai jam 8 malam. Pernah, aku dan teman-teman keluar Ramayana jam 7 malam, dan tidak ada otto yang lewat. Akhirnya kami jalan kaki dari Ramayana sampai Naikotten LPMP, tapi untungnya belum setengah jalan ada otto (yang supirnya baru belajar) lewat. Hampir otto kami nabrak pengendara sepeda motor. Untungnya masih selamat. Pengalaman.

Hari-hari selanjutnya kami berjalan-jalan ke Pantai Lasiana dan Tedys. Atau terkadang iseng jalan-jalan ke pasar naikoten dekat LPMP, dan bertemu mas-mas Jawa yang sama-sama perantau. 

Kebanyakan dari mereka akan bertanya
“Dari Jawa ya? Tugas apa? Hah apa Amfoang? Fatuleu? Amarasi? Itu jauh sekali dari sini.”

Hmm, entahlah tempat tugas dimana. Entahlah tempatnya sejauh apa. Entahlah nanti bagaimana. Yang penting selagi masih di Kota Kupang Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, mari memuaskan diri.
Tedys
lasiana

Cerita 4 : Welcoming Party

Sampai LPMP, kami disambut oleh kakak senior angkatan 3. Terlihat binar wajah mereka (yang ingin pulang).  Kami diberi sedikit pengarahan, dan dibagi kamar asrama. Mereka menginstruksikan kami untuk istirahat, agar malam nanti saat pembukaan dapat lebih fresh.

Malam hari diadakan penyambutan SM-3T angkatan 4 dan pelepasan SM-3T angkatan 3. Ternyata penempatan SM-3T di Kupang tidak hanya dari LPTK UPI saja, melainkan dari UNJ juga. Kami berkumpul di balai pertemuan. Acara ini dihadiri oleh Bupati Kab. Kupang, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah Daerah Penempatan, dll.

Acara dibuka dengan tarian-tarian tradisional Kupang yang dibawakan oleh kakak-kakak SM-3T angkatan 3. Lalu sambutan-sambutan dari Bupati, Kepala Dinas, LPTK, dan Koordinator SM-3T. Kemudian, tiba-tiba suasana menjadi mendebarkan, karena adanya p[embacaan SK penempatan tugas SM-3T Angkatan 4. Kepala Dinas Pendidikan Kab. Kupang Bpk. Titus Anin memperkenalkan Kepala Sekolah daerah penempatan, SK pun dibacakan. Riuh sorai pembacaan SK. Kepala Sekolah girang, kami bingung.

Kab. Kupang terdiri dari beberapa kecamatan diantaranya Takari, Fatuleu, Fatuleu Barat, Amarasi, Amarasi Timur, Pulau Semau, Amfoang Selatan, Amfoang Tengah, Amfoang Barat Daya, Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara, dan yang terjauh Amfoang Timur. Kami dengan seksama mendengarkan pembacaan SK tersebut. Lalu terdengar

“Rizky Purnama, SMP 12 Takari”


Aku mendapat di Takari. Takari itu bagaimana? Dimana? Aku juga tidak tahu. Teman-teman yang lain pun tidak tahu dengan keadaan daerah penempatan. Kami buta kupang. Kami tidak tahu apa-apa, yang kami tahu kami akan ditugaskan selama setahun di daerah 3T. Sudah siapkah?

Cerita 3 : Terbang ke bagian timur Indonesia

Tanggal 26 Agustus 2014, selepas prakondisi teman-teman yang rumahnya di Bandung dan sekitarnya bisa pulang kerumah, sedangkan yang jauh tinggal di dormitory UPI. Aku adalah salah satu yang tinggal di UPI. Lelah selepas prakondisi, esok hari kami harus packing untuk terbang ke penempatan. Barang-barang yang aku bawa aku sortir kembali dan aku kembalikan kerumah. Alhasil aku membawa koper, travelbag dan ransel.

wajah gosong pasca prakondisi
Malam hari kami berkumpul di UC untuk pemberangkatan. Pemberangkatan dibagi mejadi dua, pemberangkatan ke Aceh dan Kupang, pemberangkatan ke Anambas ditunda karena ombak yang sedang tidak baik. Kami berangkat ke Jakarta menuju Bandara Soekarno Hatta. Jam 12 malam selepas berdoa kami berangkat, dan jam 2 pagi kami sampai di Bandara.

oh why MR?
Kami menunggu di Bandara. Pesawat ke Kupang jam 08.44 dan ke Aceh jam 06.00. Di bandara kami berpisah. Kami check in. Barang-barang masuk ke bagasi, banyak yang overpacking, termasuk aku. Aku kelebihan 7kg, yang lain banyak yang melebihi aku. Aku yang kali pertama akan naik pesawat excited, tapi ga norak-norak banget, Alhamdulillah. Setelah lama menunggu, Akhirnya jreng…jreng…jreng, Kami naik pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Kupang. Hmm, begini toh dalamnya pesawat, benakku.


Pesawat lepas landas, terbang tinggi di atas awan. Hey mama, anakmu naik pesawat. Rasanya ingin berteriak, target 2014-ku tercapai sudah, Alhamdulillah. Karena kelelahan pasca prakondisi, sepanjang perjalanan aku hanya tidur. Payah memang. Tapi menurutku, pesawat sama dengan kereta, yang berbeda adalah naik pesawat membuat telinga sakit. Empat jam penerbangan, akhirnya kami sampai di Bandara El Tari Kupang. Wooo, akhirnya aku menjejakkan kaki di bagian lain Indonesia. Bahagia rasanya, langsung aku kabari mama. 

Sampai Kupang…
Dari beberapa buku yang aku pernah baca, Kupang adalah daerah panas nan gersang. Hujan turun setahun sekali. Dan sumber air sodekaaaaat.  kesan pertama ketika turun pesawat adalah, Fanaaaash. Kupang ternyata panas sekali, sama seperti tempat tinggalku, Cirebon. Tapi bedanya, panas Kupang menyengat di kulit, saat aku tengok ke atas, pantas saja panas, tidak ada awan disana yang ada hanya langit biru saja.


Bandara El Tari Kupang sangat berbeda dengan Soetta. Kecil, dan yaaaah begitulah. Di bandara, sudah ada Kakak Senior SM-3T angkatan 3. Kami diangkut dengan DAMRI, menuju LPMP, asrama tempat kami menginap. Sepanjang perjalanan, aku melihat sekeliling kota Kupang. Sepi sekali, padahal ini ibukota provinsi NTT. Sekelilingnya panas dan gersang, Pohon-pohon banyak yang kering. Infrastruktur sudah cukup baik. Yang menarik adalah angkot nya yang heboh sekali. Maksudnya, hiasan di angkotnya itu ramai sekali.


Yah… inilah Kupang. Kota penempatan aku selama setahun. Syukur kepada Allah, akhirnya aku dapat menginjakkan kaki ke bagian lain Indonesia, aku dapat melihat dunia luar.