Senin, 23 Desember 2013

4 cm; Perjalanan 4 sahabat ke Yogyakarta – Day 3

Soooo, abis hari pertama dan kedua, inilah hari ketiga kita di Yogyakarta. Hari terkahir. Tiket kereta kepulangan jam 15.30, dan masih ada beberapa jam lagi untuk berkeliling Yogyakarta.

can you see tourist over there?
karena nggak kesampaian naik delman
foto di dekatnya pun ora papa

KE-RA-TON
Kita memutuskan untuk ke Keraton Ngayogyakarta. Jalan kaki sambil lewat Malioboro, membeli yang belum dibeli kita jalan terus ke Keraton. Sampe Keraton, duduk dulu sebentar karena nggak paham masuknya lewat mana. Setelah tanya, ternyata masuknya lewat samping, ke pagelaran dan siti hinggil. Muter bentar terus keluar. Kami fikir keratonnya udah sampai situ aja, taunya masih banyak lagi spot yang lain yang HTM nya pun beda lagi. karena lelah , kami memutuskan untuk nggak masuk-masuk keraton yang lainnya. Tadinya berencana mau langsung ke hotel, check out terus balik.


Tapi aku pengen banget ke Tamansari. Aku merujuk ke mereka "Tamansari tuh di fotonya bagus, kesana yuuuk, mumpung di jogjaaaa". Rujukan akupun berhasil, mereka mau temenin aku ke tamansari. hehe. Dari keraton ternyata cukup jauh ke tamansari, kita ngebecak lagi. Sampe Tamansari, Linda Nining udah cemberut dan kelelahan. Aku masih excited banget. Akhirnya aku dan Fitri yang jalan-jalan, Linda dan Nining tunggu di depan Tamansari. Jadi Tamansari itu ternyata nggak satu tempat. Yang kita masukin baru pemandiannya aja. Ada guide yang bersedia buat nganterin kita ke tempat-tempat yang lainnya. Well, kalo nggak dianter sama guide mungkin kita nggak tau kalo ada tempat lainnya, soalnya tempatnya nyatu sama pemukiman penduduk. Lewatin pemukiman, banyak tembok yang di batik, keren lah pokonya. Kita diajak ke bunker, masjid melingkar, dan lainnya. Tempat yang biasa dilihat di tv aku kunjungin sendiri hehe. Hawanya beda-beda. Yah you know what I mean. Setelah puas berkeliling, kami pun naik becak dan pulang ke hotel buat check out and go home~

look! #instasky above me~
mereka sudah lelah dan ingin pulang



itu atapnya kena gempa *infoguide*
masih nggak habis fikir, how to ngebatik in the wall? 
Sampai hoteel, bebenah barang-barang bawaan. Barang-barang yang tadinya cuma dikit menjadi dua kali lipat banyaknya. Nggak paham deh beli apa aja, Bisa sampe banyak kaya gitu. Stelah beres dan pamitan sama yang punya hotel kita pergi ke Lempuyangan pake travel SoSweet (lagi). Selain rekomendasi bapak hotel juga pemaksaan mas-mas yang lainnya. Sampe Lempuyangan kita langsung naik keretanya. Perjalanan pulang ini diwarnai dengan canda tawa tanpa tidur. Enam jam bermain kartu, sambil lempar-lemparan cemilan juga canda. "Jadi uangnya tinggal berapa", "Sebulan kedepan puasa ya!", atau "Abis ini kita mau kemana lagi" :)).

Kita berempat buta Jogja, tapi kita berempat bisa menaklukan jogja. Ya, kita berempat. Karena ketakutan sesungguhnya ialah ketakutan melawan rasa takut itu sendiri. Ini akhir perjalanan aku dan sahabatku berkelana jogjakarta. Kota yang awalnya hanya jadi angan. Next time, bakal ada perjalanan lagi, yang lebih menyenangkan, pasti.

Bukan berapa banyak uang yang habis dibelanjakan. Bukan berapa hari yang kita habiskan. Bukan sejauh apa perjalanan yang kita lewati. Tapi pengalaman terindah bersama sahabat yang tak akan dapat digantikan atau dibeli dengan apapun. Pengalaman sebelum memasuki masa kerja sesungguhnya. Pengalaman yang mungkin takkan terulang. Pengalaman bagi kami, empat orang sahabat semasa kuliah. Pengalaman ini membayar semuanya!

Money can not buy many things, experience one of them.

(Sepulang dari Jogja, kami langsung kembali menghadapi rutinitas masing-masing. Ada yang bekerja, mengajar, juga ngeles. Dan perjalanan ini bikin cerita baru, tiap kita ketemu. Udah kaya radio yang disetel kaset, kemudian di rewind terus menerus)

Sabtu, 21 Desember 2013

21122013

HAPPY 22nd BIRTHDAY RIZKY


Alhamdulillahirobbil alamiin...
Selain ucap syukur di pertambahan usia
Minta apa di usia 22 tahun, Rizky?
Banyak...
Selain minta diberi kebahagiaan dan kesehatan,
Masih banyak pinta-pinta lain yang kuucapkan pada-Nya
Lebih bersyukur, lebih dewasa
Lebih menghargai hidup, lebih beruntung
Lebih sholehah, lebih birul walidain

Selebihnya? Biar tangan Tuhan yang bekerja :)))


Sabtu, 21 Desember 2013
02.15
Rizky Purnama

Kamis, 19 Desember 2013

Patkay dan eMeLeM

Kemaren, pas gue lagi ke supermarket, gue ketemu sama temen sekelas jaman SMA. Temen belanja bareng, nyontek bareng, curhat bareng, sampe apa-apa bareng. Dia kuliah di Bandung, gue di Cirebon. Jadi selepas SMA jarang ketemu gitu. Cipika-cipiki, terus ngobrol, karena gue saat itu mau belanja, gue pamit sama doi. Tapi sebelumnya terjadi percakapan
Kiky (K)
Temen (T)
T : Udah kerja belom?
K : Yaa, masih ngeles-ngeles aja sih.
T : Hari ini kosong nggak?
K : Kosong, sih. Ada apaan?
T : Minta waktunya ya sampe jam 5, mau ada bisnis gitu.
K : Bisnis apaan? MLM ya? (nggak tau kenapa saat itu terbesit di otak gue MLM)
T : Bukan, udah nanti ikut aja. Jam 2 ditunggu ya di bawah. (Saat itu jam 1 siang)
Karena gue penasaran, gue iyain ajakan si temen. Gue belanja dulu. Sembari belanja, sembari mikir, bakal diajak apaan ya gue. Diajak kerja? Wah alhamdulillah. Udah mikir yang enak-enak aja gue. Pas jam 2 gue kelar belanja, si temen lagi nunggu temen lainnya. Jadilah kita ber 4. Gue, temen, dan 2 orang temennya si temen. Kami langsung menuju tempat yang dijanjikan si temen. Samapilah kita di sebuah rumah. Udah banyak orang disana, yah seumuran gue, lebih muda dikit lah. Ada yang pake seragam SMA juga SMP. Duh, ini tempat apaan, nanti kalo gue di brainwash gimana? ato nanti gue diculik, terus di ihhh, amit-amit. Pikiran kaya gitu bikin gue merinding sendiri. Sampe sana gue langsung tanya temen. Ini apaan?

Kemudian si temen langsung menjelaskan. Ini tuh komunitas, terbesar di Indonesia. Hah? masa? Ko gue ngga tau. Katanya ada public speakingnya, bisa kenal banyak orang, dsb,dsb. Terus gue diliatin sms yang isisnya transferan duit, dari perusahaan. Gue mulai bingung, dan mulai yakin ini pasti MLM. apa hubungannya coba komunitas sama transferan...

Lalu kita yang berkumpul, masuk keruang tamu rumah. Dan disana bakal ada yang menjelaskan kenapa kita dikumpulin. Ada tiga orang. Sesi pertama. Anak muda yang katanya bekas karyawan. Menjelaskan tentang perusahaan ini, perusahaan yang katanya bukan MLM tapi bisa bikin kita milyarder. Produknya bisa membesarkan dan mengecilkan. Dan, oh kayanya gue salah tempat. Apa pula komunitas jadi ke perusahaan. Dan gue keganggu banget sama yang udah jadi "member" teriak-teriak dahsyat sambil tepuk tangan keras banget di telinga gue. Hello, ngana fikir ini acara musik di studio gede. Si anak muda bilang, yang tepuk-tepuk dahsyat ini bisa dapet duit. Pret. Yang gue bingung masa iya produk yang udah dapet segala macem sertifikat, tapi nggak dijual bebas. Ngok!

Sesi kedua, tentang bonus-bonus. Mba-mba yang lagi skripsian yang ngejelasin. Dan oh men, si mba udah kaya lagi orasi di lapangan suaranya. Gue diliatin angka-angka fantastis yang bakal masuk ke rekening kita, KAPAN? BESOK! Tapi, sebelum dapet bonus kita harus beli paket yang harganya juga fantastis. Makin banyak paket yang dibeli makin banyak juga bonus yang di dapet. Gue udah mulai gelisah, kapan kelar woy! gue mau balik. 

Sesi ketiga, ada mba-mba cantik yang jelasin gimana cara kerja samanya. Namanya *.....* olala, kenapa olala? karena bonus yang masuk ke rekening dia olala. Katanya kalo mau kaya harus punya kendaraan yang tepat. Ya ngana kerja juga bisa kaya keleus. Blablabla pret. Dia bilang cuma punya empat formulir yang indent alias terbatas ato lengka. Yang mau harus buru-buru nanti keabisan. Mas-mas sebelah gue berasa kaya setan bilang "ambil mba, kapan lagi", langsung gue jawab "orang nggak mau, jeh!" Sambil pasang muka asem. Terus ada audience yang tany, "mbak katanya indent, tapi ko ini fotokopian" gue ngakak! Tapi si mab langsung dengan tipu muslihatnya bilang ini itu.

Selesai acara gue langsung minta ijin balik ke si temen. Sebelum gue dirayu sana sini. Dari awal gue udah nggak suka sama bisnis MLM. Entah deh temen gue mikir apa dengan bisnis kaya gini. Dengan iming-iming bonus yang besar, mereka yakin dengan bisnis ini. Ya sah-sah aja sih. Tapi menurut gue caranya nggak berkelas. Dengan "menghasut" orang-orang supaya mau ikutan. Agar jaringann mereka luas. Terus yang paling untung siapa? ya yang ada di atas. Hih. Ini gue jadiin pengalaman, siapa tau nanti gue diajakin beginian lagi bakan langsung gue jawab. NGGAK, MAKASIH!

Sekian.

Selasa, 17 Desember 2013

4 cm; Perjalanan 4 sahabat ke Yogyakarta – Day 2

Hari kedua di Yogyakarta. Masih bangun pagi di Indonesia Hotel. Pagi hari, setelah melewati pedebatan yang cukup sengit, akhirnya kami memutuskan untuk sewa mobil. Pertimbangannya, kalo terus-terusan jalan kaki, yang jauh-jauh ngga akan kejangkau. Kalo terus-terusan naik beca, selain orot kasian juga mamangnya. Kalo nyewa motor, lagi banyak operasi zabra oleh bapak polisi. Jadi kita naik mobil aja, tinggal duduk manis langsung diantar ke tempat tujuan, tanpa kepanasan, tanpa keujanan. *backpacker amatiran*

Gak perlu jauh nyewa mobil karena pas hari pertama sampai hotel, ada jasa travel yang ngasih kartu nama ke Linda. SoSweet nama travelnya. Langsung kita telpon, dan fix. Dengan harga Rp. 400.000 kami diajak berkeliling Jogja selama sepuluh jam. Kami bilang ke mas supir yang jambulnya cetar mau ke prambanan, pantai indrayanti, coklat monggo, monjali. Tapi  mas yang jambulnya cetar bilang kalo ke indrayanti ndak cukup waktunya. Mending ke goa pindul. Kita manut aja deeeh. Rencana kita mau berangkat sekitar jam 10an, kita mau nyari makan dulu. Tapi, sekali lagi mas yang jambulnya cetar bilang kalo jam 10 kesiangan, dan dia berjanji akan nganter kita makan di resto yang enak. Karena  patah hati sama makanan tadi malem, denger resto yang enak kita langsung buru-buru naik ke mobil.

ini restonya, makanannya recomended!
Sepanjang jalan menuju Prambanan, mas yang jambulnya cetar udah kaya tour guide, ngejelasin kanan kiri, depan belakang. Dengan bahasa Jawa khas orang jogja, kita tahu sekitaran jogja. Perjalanan ke Prambanan ternyata jauh juga, perut udah keroncongan tapi belum sampai juga. Sekitar 45menitan, akhirnya kita sampai, bukan di Prambanan tapi di resto yang dijanjikan si mas yang jambulnya cetar.Lupa nama restonya apa, tapi makanannya TOP banget lah. Kayak semacam balas dendam kita makan disana hihi.



background di belakang bukan hasil photoshop
Udah kenyang kita langsung dibawa sama si mas yang jambulnya cetar ke Candi Prambanan. Tiket masuk Rp. 30.000,- kita bisa langsung masuk Candi. Kita disana dikasih kaya semacam selendang, dan dipake di pinggang. Katanya sih supaya jadi khas gitu. Liat candinya, Kewl! Emang kadang nggak habis pikir, gimana caranya orang jaman dulu bikin bangunan macem gini. Tapi... disana panas bangeeeet. Matahari kaya ada di atas kepala. Banyak juga yang nyediain jasa penyewaan payung. Banyak bule disana. Dari satu candi ke candi yang lainnya mayan meeen bikin kaki gempor. Naik-naiknya juga. Tapi, kagum deh disini. Udah cukup puas, kita lanjutkan lagi travellingnya.

suka banget sama foto yang ini :3
Goa Pindul! dari prambanan ke Goa Pindul ini masyaAllah jauhnya. Kebayang kalo naik motor. Goa Pindul ada di daerah gunung kidul.  Kita kaya naik-naik ke puncak gunung gitu. Jauh sekali pemirsa. Tapi jauhnya kebayar sama permainan yang ada di sekitaran goa pindul. Yap sampe sana, kita ditawarin 3 paket permainan. Ada cave tubing, menjelajah di goa yang lumpur-lumpur gitu, dan rafting. Tertarik banget sama cave tubing dan rafting. Tapi kata mas-mas rafting sekarang nggak seru, soalnya air lagi pasang, eh pasang apa surut ya. Akhirnya kita cave tubing, menjelajahi goa pindul pake ban. bIayanya Rp. 35.000/orang.

di dalam goa
Deg-degan. namanya juga goa, gelap men. Tiap kelompok dikasih instruktur. Duh lupa nama instrukturnya. Bapak-bapak instruktur ini lucu. Kita, naik ban masing-masing, dan bergandengan satu sama lain, menyusuri goa. Dari zona terang, remang, kemudian gelap. Ada banyak stalagtit dan stalagmit (bener gak tuh tulisannya) yang masih aktif. Artinya mereka masih bisa lebih panjang lagi. Ada aer netes yang katanya bisa bikin cantik, ditungguin airnya, eh nggak netes-netes. Ada juga yang katanya bisa dapet jodoh *percik percik*. haha. Di ujung goa, kita semua disuruh berenang untuk sampai ke bibir sungai. Nining doang yang panik nggak mau berenang.

muka Linda habis muntah
Selesai basah-basahan, kita langsung ganti baju dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan lagi. Lelah banget, apalagi ditambah panas matahari yang cukup menyengat. Aku mau ke pantai. Tapi mas yang jambulnya cetar bilang ndak akan cukup waktunya. Yaaah. Linda langsung misuh "Ke coklat monggo". Yak, akhirnya kita ke coklat monggo. Di perjalanan, Linda mabok. Dia masuk angin dan muntah-muntah. Aku perutnya nggak karuan. Sampe coklat monggo, kita icip sampelnya. Pait banget. Aku emang suka coklat, tapi sukanya yang manis, nggak pait. Abis belanja, kita lanjut lagi.

Monjali (Monumen Jogja Kembali) adalah tujuan terakhir. Kita kesana nggak mau masuk ke monumennya sih, mau ke taman pelangi nya. Tapi karena kita sampai sana sekitar jam setengah 5, lampu-lampu di taman pelangi belumm dinyalain. Akhirnya kita sholat dulu, dan Linda (yang masuk angin) kerokan di mushola. Sholat udah, tapi masih belum nyala juga. Akhirnya kita makan dulu di warung-warungnya. Sampe magrib, lampu di taman pelangi akhirnya nyala. Taman pelangi ini mirip kaya BCL (Bandung Carnival Land) di Bandung. Kita bisa liat macem-macem bentuk yang warna warni. Muter sebentar, sekitar jam 7 kita putusin buat.... pulang.
ummm
abaikan

Dari monjali ke malioboro, nggak jauh. Cuma lurus aja (iya, di peta mah gitu). Di jala, nining mampir ke apotek buat beli obat-obatan. Sekitar 10menitan, sampailah kita di hotel Summer Season, depan hotel yang kita nginep. Setelah bilang terimakasih, kita langsung cabut ke dalam hotel. Pas di dalam hotel. Mas yang jambulnya cetar nelpon Fitri dan bilang "Maaf mbak, uang mobilnya belum ya?". Dan kita semua saling bertatapan. Bukannya udah. Pas ngecek  kantongnya Fitri, ternyata emang belum. Hahaha, malu banget udah say goodbye eh belum bayar. Nggak habis fikir, kenapa si mas yang jambulnya cetar nggak bilang pas kita turun aja. Ya ini, orang jogja, semuanya paham tata kromo :)).

Sampe hotel, bebersih dan sebagainya. Packing juga buat besok pulang. Malem dan laper. Kita mutusin buat beli makan sekalian nyari barang-barang lagi. Udah jalan jauh akhirnya mutusin makan di... KFC. Iya, jauh-jauh ke jogja makannya di KFC. Abis, daripada makan di yang nggak jelas lagi mending makan di yang udah pasti. Abis muteriin malioboro, kita pulang lagi dan tidur, bersiap untuk hari besok.

Lalu, nikmat mana lagi yang kamu dustakan?

Orang tua yang teramat sayang
Kakak yang perhatian
Adik yang menghibur
dan teman yang melengkapi
Lalu, nikmat mana lagi yang kamu dustakan?

Anggota badan yang tak kurang
Otak yang bekerja sempurna
Rizki yang cukup bahkan lebih
Pendidikan yang tinggi
dan hidup yang seimbang
Lalu, nikmat mana lagi yang kamu dustakan?
Nikmat mana lagi, Rizky?
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 
Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Arrahman)
Nikmat mana lagi?
Tuhan adalah hakim yang paling adil
Tuhan juga Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
dan Tuhan tidak melemparkan dadu dalam hidup ini
Kita hanya cukup bersyukur
Bersyukur...Bersyukur...Bersyukur

Jumat, 13 Desember 2013

4 cm; Perjalanan 4 sahabat ke Yogyakarta – Day 1

06.30. Kereta berhenti di stasiun Lempuyangan. Seneng? Iya. Gak nyangka aja akhirnya bisa traveling sama temen-temen, berempat lagi, yang sama-sama gatau daerah Jogja. Sampe stasiun, kita bingung. "Mau kemana kita?" masih pagi gini, mendung, gerimis, dan belum beli peta. Di itinerary nya kita mau langsung ke keraton, tapi hey! Kita bawa tas ransel yang cukup besar.  Kita keluar stasiun tanpa ara tanpa tujuan, cuma berbekal google maps. Udah jalan cukup jauh, kita memutuskan untuk putar arah ke stasiun (lagi) guna mencari sarapan, karena perut yang tak bisa kompromi. Nemu angkringan di depan stasiun, lupa deh tuh namanya apa. Kalo perkiraan Fitri mah ini angkringan udah turun temurun, soalnya udah tua banget tempat sama yang jaganya. Entahlah, Fitri emang sok tahu.
Yakali mau muter-muter bawa grembolan segini banyak
yeay! PETA PETA PETA
iya, tau alay tau
Setelah perut kenyang dan hasil tukar fikiran dengan bapak-bapak yang jaga angkringan, kita pun memutuskan untuk... ke hotel dulu nyimpen barang. Naik becak sampailah kita ke sosrowijayan No. 9. Hotel Indonesia, hotel tempat kita menginap dua hari kedepan. Nyampe sana disambut oleh bapak-bapak resepsionis yang hangat banget, ngasih solusi perjalan dan ngasih peta. Oh, yes! PETA. itu yang kita cari, karena google maps kadang sulit untuk dipahami. Ternyata kamar hotel kami belum siap. Jadi kami putuskan untuk "titip" barang, kemudian jalan. Buka peta dan yang terlihat dekat adalah benteng vredeburg. Kita pun kesana, jalan kaki. Abis bingung mau naik apaan. Di jalanan banyak yang jualan, iyalah ini kan sekitaran malioboro. Malioboro yang terkenal itu loh. Banyak juga mamang becak yang nawarin "muterin" jogja hanya dengan uang lima ribu rupiah. Jalan, jalan terus, di peta lurus aja.

Dan sampailah di benteng vredeburg. Sepi, dan agak bingung sih, nggak seperti yang dibayangkan. Yang gue bayangin kaya nbenteng-benteng belanda gitu, yaa taunya Macem monas, ada banyak diorama-diorama gitu. Ada empat kalo nggak salah, tapi diorama yang ke empat nggak gue masukin, soalnya, umm agak horor gimana gitu ya. Dengan Rp. 2000,- kita bisa keliling benteng dan diorama. Tempatnya rindaaang, dan suasananya enak, didukung mendung juga sih. Pas lagi mau ngatur timer camdig, ada bapak-bapak yang baik banget menawarkan diri untuk motin kita berempat.

salah satu diorama
ini patung yang bikin kaget pas masuk








Udah bosen dan lelah muterin vredeburg, kita lurus terus, dan nemuin taman pintar juga taman budaya. Tapi nggak paham lokasi sebenernya dimana. Pas ada satpam yang lewat kita tanya. Nah untuk masuk taman pintar yang kebagi jadi berapa bagian gitu, lupa. Pake karcis yang beda lagi, tiap masuk ke gedung-gedungnya. Karena kita udah lelah, juga belum mandi (liat aja fotonya kucel gitu), kita gak masuk ke taman pintar. Cuma foto di depannya doang. Terus kita pulang ke hotel (jalan kaki lagi). Waktu berasa lama banget, nggak muter-muter. Rasanya capeeeek banget, padahal baru hari pertama. Nyampe hotel jam 10, dan kamar (masih) belum siap. Nunggu sebentar, kamer pun siaaap. Langsung masuk kamer, dan gak sampai hitungan jam, kami semua langsung molor. Kecapean banget nih keliatannya. Didukung oleh hujan yang turun, bingung juga kan kalo keman-mana hujan. Bawa payung sih, tapi cuma satu. hahaha
Bangun sekitar jam 12 an. Kami langsung siap-siap. Di itenerary sih mau ke kraton sama tamansari, liat peta, itu sejalan ko. Okesip. tapi sebelumnya kita makan dulu. Aku pengen banget nyobain gudeg jogja. Di sekitaran malioboro banyak warung yang menawarkan makanan, gudeg salah satunya. Kami pun makan disana. Sambil tanya-tanya, kalo ke kraton kira-kira naik ap. Tapi bapa-bapanya bilang kalo jam segini kraton udah tutup. Yaaah. Akhirnya kita mutusin buat belanja aja. Ya namanya perempuan, gak nyampe sejam, udah banyak banget belanjaan kita. 
Setelah capek belanja, kita mau ke alun-alun yang ada beringin kembarnya itu loh, yang terkenal. haha. Tapi kalo di peta kok agak jauh ya. Nining dan Linda udah ngedumel capek jalannya. Akhirnya kami naik becak, dan jikalau Linda yang nawar, sudahlah bikin pengen digeplak Lindanya. 15ribu, dari malioboro ke beringin kembar. Nyampe sana udah banyak orang yang kayak kita. Jalan dengan mata tertutup, kalo lewat beringin kembar katanya hati bersih, ato apa ya gitu. Aku mulai duluan. Yang pertama, gagal. Jauh. Dan yang kedua kalinya, yeah! lewat! Hatiku bersyih, mungkin. Linda dan fitri, sama sepertiku. Kedua kali baru berhasil. Daaaan, nining sekali doang langsung berhasil. Hmm, udah si disini begini doang, bingung mau ngapain lagi. Kata yang nyewain tutup mata mah kalo mau rame abis magrib. Tapi berhubung kita belom pada solat, kahirnya kita mutusin buat pulang aja deh. Rencananya mau jalan kaki. Ngelewatin kampung taman, nyari masjid disana dan dapet. Terus jalan, ternyata nggak sampe-sampe. Yak akhirnya ngebecak lagi.


Sampe hotel, istirahat, dan magriban. Sambil mikir mau kenana lagi dan mau makan dimana. Pilihan, jatuh ke tugu jogja. Di peta, iya di peta keliatannya deket, di peta ngga ada skala nya sih, jadi kita nggak bisa ngira-ngira. Abis lurus doang kan ya? Jalan kaki, terus-terus. Ngelewatin stasiun tugu, angkringan, dan kopi joss, jalanan malioboro yang kalo malem ruame banget. Dari mulai yang lokal sampe asing ada disana. Akhirnya sampai juga di tugu jogja, yang sering kita liat di ftv, haha. foto-foto disana, kaya menantang maut. Tugu ada di tengah jalan, kita kalo mau foto tunggu lampu merah dulu. Kalo udah ijo, kendaraan jalannya wuzz cepet banget bisa keserempet kita.

Sudah foto, kita mau makaaan. Tapi nggak mau makan angkringan. Bingung kan ya makanannya begitu doang. Akhirnya, diputuskan di sekitaran malioboro (lagi). Kita pesen makan. Aku pesen soto daging, fitri baso, linda dan nining nasi goreng. Dan tahukaaaah, makanannya not good banget. Duh, nggak seperti yang dibayangkan. Makanannya bikin patah hati, dan kesel. Juga nggak nikmat. Sambil ngedumel juga makannya. Pokonya lain kali jangan makan disini. Titik. Kemudian, pulang ke hotel dan... istirahat.

Selasa, 10 Desember 2013

4 cm; Perjalanan 4 sahabat ke Yogyakarta – Pre Departure


"Habiskanlah waktu bersama sahabat, karena boleh jadi nanti kehidupan akan membuat pertemuan menjadi sulit" - Rizky Purnama

Awal semester delapan
“Pokoknya kita harus liburan! Kemanapun. Tapi kayanya, Jogjakarta oke buat destinasi wisata. Oke mulai nabung dari sekarang. Selepas sidang kita berangkat ke Jogjakarta.”
Mungkin ini awalnya hanya angan-angan sekilas Aku dan ketiga sahabat seperjuangan semasa kuliah Linda, Fitri dan Nining. Guna mengabadikan momen berempat yang (mungkin) akan sulit dilupakan atau bahkan tak mungkin terulang. Mau kapan lagi?

Sidang Gelombang 1, 2 November 2013
Aku, Fitri, dan Nining ikut sidang gelombang 1 dan Alhamdulillah lulus. Angan pun kami susun menjadi rencana. Tapi kami harus menunggu Linda sidang, agar tak ada beban ketika liburan. Hingga Linda pun bilang “Ayo susun rencana ke Jogja, aku fix sidang tanggal 30 November”. Kami pun memutuskan untuk berangkat ke jogja tanggal 2 Des dini hari dan kembali ke Cirebon tanggal 4 Des malam. Kami buat ittenary, searching kemudian booking hotel dan membeli tiket kereta. Semua berjalan lancar. Sampai…

Jum’at, 29 November 2013
“Sidang dibagi 2 hari, tanggal 30 November dan 2 Desember, aku dapetnya tanggal 2 Desember jam setengah 4 sore” Begitu pemaparan Linda. Kami semua langsung berkumpul untuk mendiskusikan semuanya. Linda sempet putus asa lalu bilang “Yaudahlah, aku ga jadi ikut”. Kami pun putar otak. Dan akhirnya kami undur keberangkatan tanggal 3 Desember dan pulang tanggal 5 Desember. Kami membatalkan tiket kereta, dan membeli baru tiket untuk tanggal 3, Alhamdulillah masih kosong keretanya. Hotel pun kami telpon untuk memberitahu pengunduran keberangkatan. Semua fix, tinggal berangkat. Bismillahirrahmanirrahiim.



Malam hari 2 Desember hingga Dini hari Selasa 3 Desember 2013
"Ketemu di stasiun jam 11 malam ya!" Aku pun berangkat dari rumah jam 11 malam. Sampai sana sudah ada ketiga sahabatku yang senyum sumringah. Tapi yang paling sumringah pastinya Llinda, yang sore tadi sidang. Sebelum sidang dia sempet-sempetnya telpon aku lalu bilang "Aku deg-degan, kamu udah packing belom?" :))
Kami tahu kereta kami jam 1 pagi, tapi daripada ketinggalan kereta lebih baik menunggu, bukan? Ya maklum kami backpaker amatiran yang nggak paham dengan transportasi kereta. Tiga jam kami menunggu, ngobrol sana-sini, foto. Atau sekedar makan kerupuk.


Jam 00.30, kereta kami dataaang! langsung buru-buru ke satpam, buat nanya tempat duduk kami ada di gerbong berapa. Kami dapat tempat duduk di gerbong 8, dan sampai sana, kursi kami sedang diduduki para taruna yang keukeuh kalo itu kursi mereka, hiks. Untungnya da pa satpam yang "mengusir" mereka. Malam itu kereta progo melaju dari stasiun parujakan menuju stasiun lempuyangan. Kami menghabiskan pagi dengan bermain kartu, ngemil, dan tidur dengan posisi sesuka hati. Jam 06.30, kereta pun berhenti di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta.