Sabtu, 07 Maret 2015

7 Maret 2015.

Ternyata aku memang belum siap. Aku kaget. Kamu memang benar untuk menghilang dari kehidupanku. Tanpa kabar-kabar yang kamu janjikan. Kamu ingin aku benar-benar melupakanmu. Tapi tahukah kamu, aku tidak pernah benar-benar melupakanmu. Bahkan dengan jarak yang sejauh ini aku masih mengingatmu.

Temanmu memaksa “kita” untuk berbicara, padahal aku sangat yakin aku ataupun kamu masing-masing belum siap untuk berbicara. Aku juga bingung padamu, padahal kamu sudah punya yang lain, kenapa masih belum siap untuk bicara denganku, terkesan menghindar. Aku jujur memang menghindar. Aku belum siap, aku belum siap untuk bicara apalagi bertemu denganmu. Aku belum ikhlas, aku belum bisa terima. Padahal sudah hampir dua tahun berlalu. Tapi ya ini aku. Masih perlu waktu, entah sampai kapan lagi, toh nantinya aku juga siap.

Temanmu bilang padaku, ini semua dilakukan agar aku dan kamu sama-sama tidak lari, lari dari kenyataan terus menerus. Banyak kenyataan-kenyataan yang harus dihadapi. Seperti kenyataan bahwa kali lalu kamu meninggalkanku demi orang yang lain dengan alasan orang tuamu. Itu yang membuat aku sampai sekarang belum terima. Tahukah kamu, semenjak saat itu aku terus menerus menyalahkan diriku sampai aku trauma. Sampai saat ini aku masih trauma. Kamu bisa menyembuhkan traumaku. Kalau ingin flashback, lebih baik kamu meninggalkanku dengan alasan yang jujur, bukan alasan yang mengada-ngada. Aku sakit. Kamu tahu?

Ah tapi itu sudah menjadi masa lalu, nampaknya kamu sudah bahagia dengan perempuanmu, yang mengambil kamu dari aku. Dia memang lebih baik segalanya dari aku, ya sudahlah. Mungkin dia memang seperti customer service atau weker yang kamu inginkan. Aku ya aku.
Aku maasih butuh waktu untuk mencerna semua ini. Nanti ada saatnya aku akan bisa berbicara atau bahkan bertemu denganmu tanpa ada rasa kecewa, benci atau marah lagi. Nanti ada saatnya. Bukan seperti hari ini, aku dan kamu seolah-olah menjadi permainan teman-teman kita. Lucu ya.


Sudahlah, tunggu waktu yang benar-benar tepat, jangan memaksa karena sesuatu yang dipaksa tidak akan berakhir baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar