Senin, 13 Juli 2015

Cerita 20 - Lucky

"Setiap kamu merasa beruntung, percayalah doa ibumu telah didengar"- anonim

Pernyataan di atas menurutku paling tepat untuk menggambarkan penempatanku saat ini. Tidak ada yg dapat dilakukan selain berdoa agar tempat penempatan "baik". Ya paling tidak, tak terlalu sengsara.

Aku ditempatkan di desa oelfatu, tidak terlalu jauh dari kota kecamatan soliu. Di tempatku dekat dengan air, oelfatu berarti aur dan batu. Walaupun harus timba dan air berkapur, tapi paling tidak aku tidak pernah merasakan susah air. Alhamdulillah.

Di desaku ada tower sinyal di pasar. Ketika tower pasar benar, maka kami bisa telpon/sms dimana saja, tapi ketika tower rusak,  kami sms/telpon hanya di tempat tertentu saja. Seperti misalnya di kamarku, hanya bisa di sudut kursi deket pintu. Kenapa demikian? Karena kami mendapat sinyal dari kecamatan sebelah.

Untun penerangan, kami dibantu oleh mesin besar dana dari pnpm, dengan bahan bakar solar. Dari bulan pertama datang sampai desember, listrik aman walau hanya dari jam 6-12malam. Tapi mulai dari januari, listrik desa padam dikarenakan masyarakat yang tidak membayar iuran listrik. Tapi lagi-lagi alhamdulillah, bulab mei kemarin bapa desa membeli genset, paling tidak kamar kami teran.

Untuk lingkungan, disini aku disambut sangat baik. Aku mendapatkan kenyamanan berada disini. Tinggal di tengah keluarga bapa desa membuatku merasa memiliki keluarga baru yang hangat. Bapak yang dengan baik selalu membantu kami, mama yang selalu ceria mendengar celotehan kami
Dan anak-anak yang dengan sigap membantu kami. Kurang atau ada perlu apa-apa aku langsung kesebelah. Dan semua masalah hilang.

Sekolah penempatan juga tak kalah seru. Mengajar anak SMA yang usia nya tak jauh beda denganku, bercengkrama dengan guru muda yang sedikit banyak gila, dan pembelajaran yang menyenangkan. Semua bagiku merupakan keberuntungan.

Sehingga setahun ini aku menjalani kehidupan yang baik, bahkan membuat teman-teman yangblain sempat iri. Tapi mungkin ini jalan Tuhan, untum aku belajar tetang semuanya. Juga yang paling penting adalah doa mama yang tak henti-hentinya sehingga membuat ku lebih merasa beruntung.

"Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar