Rabu, 15 Juli 2015

Cerita 22 – Pertambahan usia di tanah rantau

Sebelumnya aku tidak pernah sama sekali membayangkan akan berada disini, tempat yang sebelumnya tak pernah ada di benakku, bahkan sekilaspun tak pernah. Ketika aku memutuskan mengikuti program ini berrarti aku telah siap dengan semua konsekuensinya. Hidup penuh keterbatasan dan jauh dari orang tua, teman juga keluarga.

Seperti ketika saat ini, ketika pertambahan umurku harus aku lewati disini. Tidak ada mama tentunya yang akan menciumku, surprise dari teman-temanku atau perayaan kecil-kecilan. Aku sendirian disini, bahkan teman sepenempatanku saat ini sedang berada di Jakarta.

Malam hari, ketika tepat tanggal 21 Desember 2014, aku bangun untuk mengucap syukur pada Tuhan telah diberikan pertambahan umur. Sepi? Sangat, ditambah listrik yang sudah mati dari jam 12, hanya ada suara jangkrik. Dan telepon Nesya dari Jakarta.

Pagi hari, hari minggu. Aku bangun, dan melihat Bapa langsung senyum kepadaku dan mengucapkan selamat. Mama juga, serta anak-anak. Ah paling tidak aku tidak kesepian. Sedikit siang, mereka pulang dari gereja, anak-anak SMA juga guru-guru datang singgah untuk mengucapkan selamat. Sebagai kado ulang tahun, Bapa dan Mama memberiku sirih dan pinang. Itu kali pertama aku makan pinaang dengan sirih sampai bibir dan gigi memerah.


Aku ingin mengadakan perayaan kecil. Dibantu teman-teman guru dan Bapa, aku membeli kambing. Percaya tidak aku membeli kambing seharga Rp. 300.000, nenek yang punya kambing menawarkan padaku Rp. 350.000, tapi aku tawar. Aku bilang aku ulang tahun, nenek langsung mengabulkannya. Masak daging kambing dan yang lainnya semua membantuku.Aku undang orang-orang dekat sajam juga undang teman sm3t yang di Saukibe dan Leonai.


sembelih kambing

Malam datang, undangan mulai berdatangan. Acara syukuran pun dimulai, ada teman guru yang menjadi MC dan Pa Pendeta yang berdoa. Memang ini adalah acara ulang tahunku, tapi yang muslim disini hanya aku, sisanya nonmuslim, paling tidak pa pendeta memimpin doa jemaatnya dan aku berdoa sesuai keyakinanku. Acara berlanjut sampai tengah malam. Ada hal yang lucu, disini orang tidak membawa kado melainkan membawa amplop berisi uang. Seperti saat kondangan. Aku malu-malu menerimanya, itu pengganti kado katanya.

Ini kali pertama bagiku, berulang tahun jauh dari yang biasanya. Tapi ini adalah suatu pengalaman yang sangat berharga bagiku. Di umur yang baru menginjak 23 ini, aku telah memiliki pengalaman baru, pengalaman yang lebih dari apapun, yang tidak akan aku lupakan seumur hidupku.

Terima kasih Tuhan, engkau masih menambah usiaku
Semoga di usia yang semakin matang ini aku semakin dewasa
Biasa dalam menghadapi hidup
Tidak lupa aku berdoa agar cita-cintaku dapat tercapai
Dan semoga apa yang kulakukan dapat menjadi manfaat

Aamiin aamiin ya rabbal alamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar