Rabu, 22 Juli 2015

cerita 35 - GGD

GGD merupakan singkatan dari Guru Garis Depan, yaitu guru-guru yang telah mengikuti program SM3T dan PPG, lalu mengikuti tes cpns formasi khusus dan ditempatkan di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal). SMA tempatku bertugas mendapatkan 3 orang guru GGD, kedatangan mereka membuatku berpikir…

Mereka hebat, mau mengajar di daerah terpencil, bukan sepertiku yang hanya satu tahun. Mereka harus mengajar di daerah penempatan minimal 5 tahun baru boleh mengajukan mutasi. Bagiku itu hal yang sangat jauh dari bayanganku harus tinggal seumur hidup di daerah seperti ini. Hidup berumah tangga dengan kondisi tempat yang tak menentu atau membesarkan anak dengan lingkungan yang keras.

Memang kenyataannya GGD mendapatkan financial yang sangat cukup bagi seorang guru, gaji pokok dan tunjangan-tunjangan lain yang bisa membuat kantong tebal. Aku tahu amat tahu hidup harus realistis, tapi hidup bukan semata-mata tentang uang kan? Aku hanya takut nanti pada akhirya menjadi sampah birokrasi seperti apa yang dikatakan oleh temanku. Mengejar PNS tapi ujungnya malah tidak mengajar.

Disini banyak sekali PNS yang hanya mengajar setahun sekali tapi mendapat gaji penuh. Bukankah berarti kita bersikap tidak amanah? Mengejar uang tapi tanpa kerja, sama saja dengan kita korupsi. Dapet duit iya kerjanya tidak ada. Menurutku GGD ini adalah kegiatan mulia, yang seharusnya untuk orang-orang mulia yang bukan semata-mata hanya mengejar PNS, lalu selebihnya sibuk mutasi sana sini karena tidak mau mengajar di daerah terpencil.

Seharusnya, ketika mengikuti GGD, berarti kita memang telah siap dengan konsekuensinya dan membaktikan diri kita mengabdi mencerdaskan anak bangsa. Terdengar klise memang, tapi aku yakin pemerintah telah membuat program ini untuk mencerdaskan anak bangsa bukan semata-mata untuk memberikan “hadiah” PNS kepada para peserta SM3T.

Hmm, entahlah. Aku pun belum tahu akan mengikuti GGD atau tidak. Banyak pertimbangan yang aku pikirkan. Yang utama adalah karena aku perempuan. Ah, sudahlah SM3T saja belum kelar, PPG sama sekali belum. Aku masih memiliki waktu kurang lebih satu tahun untuk memikirkan semua ini. Yang jelas seperti yang pernah kakakku bilang “rejeki itu bukan hanya PNS”. Tuhan Maha Mengetahui mana-mana yang baik bagiku, keluargaku, agama juga bangsa.


Wallahualam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar