Rabu, 22 Juli 2015

Cerita 30 - trip to Semau Island

Masih di bis dalam perjalanan Amfoang-Kupang seorang teman mengirim sms padaku
“Ky, mau ikut ke pulau semau ngga?”
Aku yang belum pernah ke pulau semau langsung mengiyakan ajakan tersebut, begitupun teh Kiki. Sampai Kupang kami langsung mandi dan buru-buru ke Pelabuhan, teman kami sudah menunggu disana. Naik kapal hanya 20 menit dari pelabuhan Tenau ke Pelabuhan Semau. Eh, naik kapalnya besar? Bukan, kapal kecil tapi bisa mengangkut penumpang, ternak bahkan kendaraan.

Kami langsung naik ke kapal. Fyi: aku agak takut sebenarnya pergi ke pulau ini. Maklum banyak yang bilang pulau disini “keras”, masih banyak suanggi (santet red.), tapi dengan iming-iming keindahan alam kami nekat, lagipula juga ada teman yang ditempatkan disana, paling tidak agak aman. Sampai pelabuhan Semau, kata temanku kami naik ojek. Penempatan temanku tidak jauh dari pelabuhan, tapi bayar ojeknya Rp15.000. Seperti kebanyakan orang disini, jauh selalu dibilang dekat.

Sampai rumah teman penempatan, jauh dari bayanganku. Gilak, ini penempatan yang paling oke pikirku. Bayangkan, rumahnya berlantai keramik, dengan wc kloset. Mereka tinggal dengan orangtua angkat yang keduanya PNS, baik sekali. Hanya satu yang kurang dari tempat penempatan temanku ini, TIDAK ADA SINYAL. Tiap malam selama disini kami naik ke bak penampungan air hanya untuk mencari sinyal.

Malam pertama, kami disuguhkan makanan cumi. Aaak, sudah lama aku tidak makan cumi. Keesokan harinya kami berencana jalan ke pantai gunung liman, pantai yang katanya gagah. Yang susah di pulau ini adalah transportasinya. Kami menyewa mobil pick up 700 ribu. Mahal? Itu justru yang paling murah.

Perjalanan dimulai. 2 jam perjalanan offroad melewati hutan yang gersang. Panas yang aduhai, tapi semuanya terbayar ketika melihat air pantai yang biru dan pasir yang putih. Bibir tak henti mengucap kebesaran-Nya. Gak perlu ke Bali dan Lombok, disini di Pulau yang banyak orang tidak ketahui tersimpan keindahan alam. Langsung, kamera bekerja.

Tapi sayangnya pantai yang begitu indahnya, tidak boleh kami berenang disana. You know lah, yang tadi aku bilang pulau ini “keras”. Kalau sudah dibilang tidak boleh kami manut saja. Kami hanya mengagumi keindahaan alamnya dari pinggiran pantai. Ohya, pantai ini memiliki bukit. Dari atas bukit, kami bisa melihat garis pantai dan pulau seberang, aku lupa nama puaunya apa. Makanya dikatakan ‘Pantai Gunung Liman”, karena ada gunungnya.

Setelah puas di Pantai Gunung Liman, kami pergi ke Pantai Otan. Disana ada teman penempatan SM-3T juga. Mereka tinggal di mes guru, jauh berbeda dari teman yang penempatan yang kami pertama datang. Di belakang Mes mereka itu pantai otan. Wuih, keren juga. Pantainya pasir putih, ombaknya bisa buat surfing, tapi kita orang baru tidak diperkenankan untuk bermain di dalam airnya. Cukup di pasirnya sebentar.

Selepas bermain kami lanjut pulang kerumah demi mengejar kapal dan tahun baru di Kupang. Tapi apa daya ternyata ombak sedang tidak bagus, kita tidak diperbolehkan pulang sekarang. Jadilah kita bertahun baru di semau. Tapi, jangan sedih. Persediaan makanan tahun baru disini sangat lengkap, dari mulai sofdrink sampai makanan ringan semua ada. Ada pawai juga,orang-orang mengendarai motor berputar-putar di area perkampungan. Tahun baru selesai dan esoknya kita pulang.
Pantai Gunung Liman


Pantai Otan

Pelabuhan


Jadi, liburan kali ini paling tidak aku keluar pulau. :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar